Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Depan, KKP Tetap Fokus Berantas Penangkapan Ikan Ilegal

Kompas.com - 08/04/2015, 21:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk meneruskan fokus pada upaya pemberantasan penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) pada 2016 mendatang. Pasalnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yakin illegal fishing merupakan wahana yang acapkali ditunggangi tindak kejahatan lain.

Susi merasa Indonesia pun sangat telat memulai upaya pemberantasan penangkapan ikan ilegal itu ketimbang negara-negara luar seperti Eropa dan Amerika Serikat. “Di kita baru-baru sekarang ini hangat-hangat. Di Eropa dan Amerika Serikat, mereka sudah lama memerangi illegal fishing, karena mereka tahu, banyak kriminalitas lain yang menumpang di illegal fishing. Human trafficking, human slavery, drugs smuggling,” ucap Susi, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Malah, kata dia, kasus penangkapan ikan  ilegal di Wanam menyertakan juga penyelundupan minuman keras, burung, kulit buaya, dan tanduk rusa.

Sementara itu, melihat beberapa kasus perbudakan, Susi pun miris manakala banyak anak buah kapal yang mati, dan beberapa tak kembali. “Kejahatan illegal fishing ini merambah ke banyak hal bukan hanya ikan kita dicuri. Kalau orang sudah ribut, NGO ribut gajah mati karena hutannya dibakar, monyet mati karena perkebunan. Tapi ini manusia-manusia diperbudak dan mati untuk ikan. It’s unbelievable!” kata Susi geram.

Susi memastikan pemerintah Indonesia ke depan tidak boleh berdiam diri memerangi kejahatan  ini. Seluruh dunia saat ini sudah mulai mafhum. Bahkan,  Thailand pun juga turut mulai memberantas illegal fishing. “It’s a real big war. Ini perang sudah terbuka. Kalau tadinya hanya selintas-selintas, sekarang ini it’s an open war. Kita harus bahu-membahu. Illegal fishing ini big, big, big enemy daripada semua negara sekarang ini. Kita bisa kita membiarkan manusia mati hanya untuk bisnis,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com