Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO yang Rela Pangkas 93 Persen Gajinya demi Karyawan

Kompas.com - 16/04/2015, 15:11 WIB

KOMPAS.com - Presiden direktur sekaligus pendiri perusahaan pemroses pembayaran kartu kredit Gravity Payments, Dan Price, benar-benar seorang pemimpin teladan dan patut disyukuri para pegawainya.

Bagaimana tidak? Seperti diwartakan pertama kali oleh harian The New York Times, Price membuat sebuah kebijakan mengejutkan sekaligus membahagiakan bagi 120 pegawainya.

Dia menaikkan gaji semua karyawannya secara drastis, termasuk mereka yang masih berstatus magang. Besarannya bahkan sampai dua kali lipat dari yang diterima sebelumnya. Kabar gembira itu dia sampaikan saat memimpin rapat mingguan pekan lalu.

Yang lebih menakjubkan lagi, kebijakan itu dia lakukan dengan memangkas gajinya sendiri, hingga 93 persen.

Price juga membuat kebijakan lain, mengalokasikan 80 persen profit perusahaan senilai 2,2 juta dollar AS (Rp 28,4 miliar) dalam tiga tahun ke depan juga untuk kenaikan gaji karyawan.

Sebagai pemilik sekaligus pendiri perusahaan yang tahun lalu menangani transaksi senilai 6,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 84 triliun), Price digaji hampir sejuta dollar AS per tahun.

Namun, setelah dipangkas, per tahun Price hanya memperoleh bayaran sekitar 70.000 dollar AS atau setara Rp 900 juta.

Mengutip harian The Telegraph, rata-rata upah minimum nasional di AS mencapai 7 dollar AS (sekitar Rp 90.000) per jam atau setara 17.000 dollar AS (hampir Rp 220 juta) untuk pendapatan kotor per tahun.

Sementara dari riset Standard & Poor's diketahui, besaran gaji rata-rata 500 presiden direktur di negeri itu tahun 2012 saja mencapai 354 kali lipat dari rata-rata gaji pekerja biasa.

Kehilangan kata-kata

Saat pengumuman menggembirakan itu disampaikan, semua karyawan Gravity Payments tertegun, kemudian berubah menjadi tepuk tangan meriah. Philip Akhavan, karyawan bagian hubungan antar-pihak pedagang bergaji 43.000 dollar AS (Rp 555,8 juta) per tahun, mengaku gajinya naik 16 persen menjadi sekitar 50.000 dollar AS (Rp 647 juta) per tahun.

"Perlu waktu beberapa saat bagi kami untuk memahami dan memercayai kata-katanya ketika itu. Saya bahkan menelepon istri di rumah, yang sempat juga tak percaya," ujar Akhavan.

Price menyebut setidaknya ada dua hal yang memengaruhinya sebelum mengambil keputusan itu. Pertama, Price menyebut dirinya sangat terinspirasi setelah membaca sebuah laporan hasil penelitian, yang menyebut seorang pegawai bisa meningkat kebahagiaannya jika mendapat penghasilan lebih dari 70.000 dollar AS per tahun.

Penyebab kedua adalah ketika dia merasa sangat terkesan dan berempati dengan sejumlah kenalan dan keluarganya, yang kerap bercerita bagaimana mereka harus berhemat demi mencukupi kebutuhan dengan pendapatan terbatas.

"Mereka bercerita bagaimana mengakali pendapatan mereka yang kurang dari 40.000 dollar AS per tahun supaya bisa mencukupi. Saya sering mendengar itu dan pelan-pelan cerita-cerita tersebut menggerogoti saya dari dalam," paparnya.

Walau terbilang sukses, Price dikenal sebagai pria lajang sederhana. Sehari-hari dia mengendarai sedan Audi keluaran 12 tahun lalu. "Saya pikir gaji seorang presiden direktur terlalu besar. Perbandingan tingkat gaji jabatan itu dengan karyawan biasa sudah absurd," ujar Price.

Mengutip surat kabar the Huffington Post, Price melihat kebijakannya lebih sebagai bentuk investasi ketimbang sekadar amal saleh. "Secara teori, karyawan akan semakin termotivasi untuk bekerja lebih baik. Semua ini hanyalah solusi kapitalis untuk mengatasi masalah sosial. Saya yakin semua akan menghasilkan," tambahnya. (DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com