Kenaikan indeks dollar AS berpotensi menekan posisi rupiah ke level psikologis 13.000 per dollar AS. Belum adanya tanda-tanda disetujuinya laporan pertanggungjawaban pinjaman oleh Yunani kepada Troika ataupun pemberian pinjaman lajutan sebelum habisnya kas pemerintah Yunani, semakin menambah kekhawatiran bahwa Yunani pada akhirnya harus keluar dari Zona Euro.
Situasi tersebut terus menekan euro yang hingga dini hari tadi kembali melemah walaupun hanya tipis. Sementara itu indeks dollar AS yang mulai kembali mendapatkan momentum penguatannya terutama semenjak angka inflasi mulai beranjak dari zona negatif, masih mempunyai ruang untuk terus naik. Ini terkait juga dengan gelaran FOMC Meeting The Fed pada 28-29 April pekan depan.
Rupiah di sisi lain mengalami pelemahan semenjak awal pekan ini. Level psikologis rupiah di Rp 13.000 menjadi ujian kekuatan rupiah. Menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pelemahan serentak mata uang lain menunjukkan pengaruh kuat kenaikan indeks dollar AS.
Surplus neraca perdagangan yang dicapai di Maret belum mampu untuk mempertahankan penguatan rupiah untuk waktu yang panjang. Imbal hasil SUN masih terlihat naik seiring dengan naiknya imbal hasil di tingkat global. Selain dipimpin oleh US Treasury, kenaikan tersebut juga akibat aksi jual pada obligasi pemerintah Yunani.
"Hari ini rupiah berpeluang melanjutkan pelemahannya walaupun tekanannya diprediksi lebih lemah dari sebelumnya," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.