Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan Diplomatik Sebabkan Ekspor RI ke Australia Anjlok 50 Persen?

Kompas.com - 16/05/2015, 14:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor RI di empat bulan pertama tahun ini menunjukkan penurunan di sejumlah negara tujuan. Sepanjang Januari-April 2015, ekspor RI ke Australia terjun paling bebas sampai 50,56 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Adakah penurunan ini disebabkan ketegangan hubungan kedua negara bertetangga, setahun terakhir? “Saya tidak yakin bahwa ini ada keterkaitan langsung dengan konflik kita dengan Australia,” ucap Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, ditemui usai diskusi SmartFM, Jakarta, Sabtu (16/5/2015).

Namun yang pasti, kata Enny, sebagian besar ekspor RI ke Australia merupakan ekspor produk, dan bukannya ekspor komoditas. “Nah, bagaimana kita mau ekspor ketika kinerja produksi manufaktur kita anjlok?” kata dia.

BPS mencatat pada Q1-2015 industri pengolahan atau manufaktur hanya tumbuh 3,87 persen dibanding Q1-2014. Padahal industri ini menyumbang 21,14 persen terhadap total Produk Domestik Bruto Q1-2015. Ini menunjukkan melambatnya pertumbuhan ekonomi di seperempat awal tahun ini.

Enny mengatakan, depresiasi nilai tukar mata uang garuda juga menjadi salah satu faktor melambatnya pertumbuhan industri pengolahan. Pasalnya, industri pengolahan di Indonesia masih tergantung bahan baku dari luar.

“Depresiasi membuat produk kita menjadi relatif tidak besaing dengan Vietnam, Thailand, dan Australia. Akhirnya, mereka yang mengganti pasar kita di Australia,” ucap Enny.

Dia menambahkan, selain ekspor produk manufaktur, RI juga mengekspor komoditas ke Australia meski dalam volume yang tidak besar. Namun, karena harga komoditas turun, maka hal ini pun menyebabkan nilai ekspornya mengalami penurunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com