"Kalau CCTV di ujung landasa belum, baru pengamanan di terminal," ujar Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Suparno, Belitung, Kamis (21/5/2015).
Selain itu, landasan Bandara Kelas I Hanandjoeddin Tanjung Pandan juga belum dipagari seluruhnya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Suparno pun meminta petugas kemanan bandara melakukan operasi keliling di sekitar landasan setiap hari.
Sebenarnya, selain minimnya aspek keamanan, Bandara Kelas I Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan juga memiliki permasalah kapasitas terminal. Saat ini kapasitas terminal hanya 300-400 orang.
"Kalau penumpang Garuda dan Citilink ngumpul ya pasti kami di komplain. Soalnya terminal terbatas. AC enggak dingin lah atau apa," keluh Suparno.
Sementara dari sisi sumberdaya manusia (SDM), saat ini pegawai di Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan hanya 89 orang. Padahal, kata Suparno, kebutuhan idealnya 148 pegawai. "Jadi kita saat ini kekurangan 39 pegawai," ucap dia.
Satu lagi masalah yang ada di Bandara Hanandjoeddin yaitu permasalahan lahan. Saat ini disekitar bandara terdapat tanah milik TNI AU. Padahal, dalam pengembangannya nanti, Bandara Hanandjoeddin membutuhkan lahan tersebut.
Untuk meningkatkan perbaikan layanan, Bandara Hanandjoeddin pun mulai bersolek. Tahun 2015 ini, berbagai perbaikan fasilitas kan dilakukan. Perbaikan itu diantaranya perpanjangan landasan pacu, lanjutan standarisasi runway, dan perluasan terminal kedatangan. Anggarannya sekitar Rp 1,2 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.