Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS: Ekonomi Indonesia Membaik, tetapi...

Kompas.com - 27/05/2015, 19:19 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom DBS Gundy Cahyadi menilai kondisi makro ekonomi Indonesia membaik pasca taper tantrums 2013 lalu. Taper tantrums  adalah respon reaktif investor dan pelaku pasar di pasar negara berkembang ketika the Fed secara mendadak melansir pernyataan penghentian quantitative easing (QE).

Meski begitu, ia menyebut, ekonomi Indonesia masih rentan. "Perbaikan sudah ada tapi masih rentan," ujar Gundy saat berbincang dengan media di acara DBS Macroeconomic Outlook, Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Dia menjelaskan, membaiknya makro ekonomi Indonesia bisa terlihat dari defisit transaksi berjalan menurun ke 3 persen dari PDB pada akhir 2014. Sebelumnya, pada semester pertama 2013, defisit transaksi berjalan mencapai 3,5 persen dari PDB.

Selain itu, perbaikan makro ekonomi juga terlihat dari meningkatnya cadangan devisa jadi 105 miliar dollar AS. Cadangan devisa itu dapat membiayai delapan bulan impor. Padahal,pada awal 2013 lalu, cadangan devisa hanya 85 miliar dollar AS.

"Utang luar negeri jangka pendek juga tetap stabil di sekitar 45 miliar dollar AS sejak 2013, berarti cadangan itu bisa membiayai lebih dari 200 persen kewajiban utang eksternal jangka pendek," kata dia.

Namun, kata Gundy, Indonesia pun masih rentan dengan berbagai risiko global. Salah satu bukti rentannya ekonomi Indonesia yaitu anjloknya nilai tukar rupiah pada kuartal I-2015. "Tantangan masih ada. Defisit transaksi berjalan tetap menjadi isu untuk Indonesia. Lalu juga terkait nilai tukar rupiah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com