Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penyebab Inflasi Mei

Kompas.com - 01/06/2015, 14:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Mei 2015 sebesar 0,5 persen. Kepala BPS Suryamin menuturkan ada sejumlah kelompok bahan makanan yang menjadi penyebab inflasi paling tinggi.

Pertama, cabai merah yang mengalami kenaikan harga 22,22 persen disebabkan pasokan dari sentra berkurang. Kenaikan harga cabai merah terjadi di 69 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tertinggi di Medan (naik 96 persen) dan Aceh (94 persen).

Kedua, ayam ras yang mengalami kenaikan harga 5,09 persen. Suryamin mengatakan, terjadi kenaikan harga di 70 kota IHK, tertinggi di Tanjung Pandan (25 persen) dan Jambi (18 persen). “Ini disebabkan terbatasnya stok daging ayam ras,” kata Suryamin dalam paparan, Senin (1/6/2015).

Ketiga, inflasi Mei disebabkan kenaikan harga telur ayam ras yang naik 6,13 persen. Kenaikan harga telur ayam ras terjadi disebabkan permintaan menjelang bulan suci Ramadhan. Harga telur ayam ras mengalami kenaikan di 76 kota IHK, tertinggi di Batam, Bandar Lampung dan Mamuju (13 persen) serta di Kediri, Meulaboh, Banda Aceh, dan Bogor (11 persen).

Penyebab inflasi keempat yakni kenaikan harga bawang merah yang naik 6,19 persen. Kurangnya pasokan bawang merah menyebabkan kenaikan harga di 67 kota IHK. Kenaikan tertinggi terjadi di Kupang (61 persen) dan di Sumenep (32 persen).

Selanjutnya, penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 3500 VA dan ke atas, juga menjadi penyebab inflasi Mei 2015. Tarif listrik naik 0,62 persen dan terjadi di 80 kota IHK. Kenaikan tertinggi terjadi di kota Pontianak (1,48 persen).

“Dua kota lain yang dikelola Pemda, yakni Tarakan dan Batam, tidak mengalami kenaikan,” imbuh Suryamin.

Suryamin menambahkan, penyebab inflasi Mei berikutnya yakni ikan segar yang mengalami kenaikan harga 0,58 persen. Kurangnya pasokan dari nelayan karena pengaruh cuaca menyebabkan kenaikan harga ikan kembung (1,28 persen) dan ikan bandeng (1,73 persen).

Penyebab lain yakni bawang putih yang naik 8,81 persen. Suryamin mengatakan, kenaikan harga bawang putih disebabkan menipisnya stok di pasaran. Terjadi kenaikan harga di 79 kota IHK, tertinggi di Manado (25 persen) dan di Tarakan (20 persen).

“Sementara yang menyebabkan deflasi adalah beras, yang harganya turun 0,88 persen. Beras ini karena bobotnya 3,77 persen, maka pengaruhnya atau andilnya terhadap inflasi minus 0,04 persen,” tukas Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com