Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan seperti Apakah Nasib Daerah yang Dilalui Tol Cipali?

Kompas.com - 16/06/2015, 11:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hadirnya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) diyakini mampu membuat kota-kota yang dilaluinya berkembang pesat. Bak gula yang ditaburkan, semut-semut dari segala penjuru akan datang mendekat. Apa benar seperti itu?

Menurut pengamat transportasi publik, Danang Parikesit, belum tentu masyarakat yang daerahnya dilalui Tol Cipali mendapat manfaat banyak akan kehadiran tol sepanjang 116,7 km itu. Bahkan, kata dia, ada daerah yang justru "mati" dengan kehadiran jalan tol.

"Manfaat akan dirasakan apabila daerah yang dilewati adalah daerah tujuan perjalanan atau daerah industri. Kalau itu kemungkinan akan mendapatkan dorongan pertumbuhan. Kadang, justru karena jalan tol bukan merupakan akses lokal, daerah yang dilewati justru mati," ujar Danang saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Dia menjelaskan, jalan tol bukan merupakan jalan akses lokal. Jalan tol lebih sebagai fasilitas perjalanan jarak jauh. Oleh karena itu, menurut dia, peran pemerintah daerah dan karakter masyarakat yang wilayahnya dilalui Tol Cipali sangat penting terhadap perkembangan daerahnya. Jangan sampai, kata dia, peluang setelah rampungnya Tol Cipali tak dimaksimalkan dengan baik oleh pemda dan masyarakat sekitar.

"Ya itu esensinya (kreativitas melihat peluang). Kalau daerah mampu menjadikan perbaikan mobilitas dan lain-lain, jalan tol sebagai peluang maka akan sukses. Kalau pemdanya kurang aktif, maka tidak akan berdampak," kata dia.

Sementara itu, pengamat ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan, Tol Cipali akan berefek positif bagi yang dilalui. Setidaknya, kata dia, akses keluar masuk barang akan jauh lebih baik.

"Misalnya, daerah itu punya sumber daya alam, maka itu yang biasanya hanya untuk diperjualbelikan dalam kota jadi bisa keluar kota dengan akses Tol Cipali tadi," kata dia.

Dari data yang dihimpun Kompas.com, masa konsesi pengusahaan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ialah 35 tahun terhitung sejak perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) tanggal 21 Juli 2006. Selama masa konsesi, PT Lintas Marga Sedaya wajib melakukan pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan standar pelayanan minimal jalan tol.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hediyanto W Husaini, mengatakan, kehadiran ruas tol ini diharapkan dapat mengurangi beban jalur pantai utara (pantura) Jawa hingga 60 persen. "Diharapkan bisa mengurangi beban jalur pantai utara sekitar 60 persen," ujarnya.

Kemacetan selama ini yang terjadi di jalur yang membentang dari Anyer hingga Panarukan itu dapat dialihkan ke jalur Tol Cikopo-Palimanan yang merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa.

Tol Cikopo-Palimanan memiliki 99 jembatan, 7 pintu masuk dan keluar, 4 rest area atau tempat istirahat (TI) tipe A yang memiliki SPBU, dan juga 4 TI tipe B tanpa SPBU. Tol Cikopo-Palimanan terbagi dalam enam seksi, yakni seksi I Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 km, seksi II Kalijati-Subang sepanjang 9,56 km, seksi III Subang-Cikedung sepanjang 31,37 km, seksi IV Cikedung-Kertajati sepanjang 17,66 km, seksi V Kertajati-Sumberjaya sepanjang 14,51 km, dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan sepanjang 14,53 km.

Diharapkan, kehadiran Tol Cipali ini meningkatkan geliat ekonomi di kawasan sekitar Purwakarta, Subang, Majalengka, hingga Cirebon.

Baca juga: Tol Terpanjang di Indonesia, Ini Tarif Tol Cipali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com