Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pesawat "Mangkrak" di Soekarno-Hatta Akan Dimusnahkan

Kompas.com - 19/06/2015, 09:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Sebanyak 11 pesawat dari maskapai yang tidak beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, akan dimusnahkan untuk lebih memperluas ruang udara yang semakin padat.

Manajer Humas PT Angkasa Pura II Achmad Syahir dikutip Antara di Jakarta, Kamis (19/6/2015), mengatakan, dari total 11 pesawat, baru lima pesawat yang sudah mengajukan klaim bahwa pesawat tersebut merupakan miliknya, sementara enam sisanya belum.

Syahir menyebutkan lima pesawat tersebut merupakan milik PT Merpati Nusantara Airline, PT Kartika Air dan PT Batavia Air, sementara enam sisanya itu merupakan dari maskapai PT Gatari Air Service dan PT Bouraq Airways.

"Kita tidak bisa langsung eksekusi karena harus koordinasi dulu dengan pemiliknya serta regulator untuk pemindahan atau wraping (pemotongan badan pesawat)," katanya.

Dia mengatakan, proses pemotongan satu badan pesawat setidaknya memakan waktu satu bulan, jadi membutuhkan proses yang panjang.

Syahir mengatakan jika seluruh pesawat "mangkrak" itu dimusnahkan dari Bandara Soekarno-Hatta, maka bisa digunakan untuk menampung 13 pesawat berbadan sedang narrow body.

"Pesawat-pesawat itu sangat menyita ruang udara, maka dari itu jika bisa dipindahkan, maka bisa dimanfaatkan untuk menampung 13 pesawat tambahan," katanya.

Ditemui terpisah, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, telah memerintahkan kepada oprator bandara, dalam hal ini AP II yang mengoperasikan Bandara Soekarno-Hatta untuk memindahkan pesawat-pesawat yang sudah tidak beroperasi tersebut.

"Sudah saya kasih tahu, sebetulnya mintanya sebelum Lebaran pesawat-pesawat enggak usah ada di situ, untuk apa pesawat di situ, terjadi penumpukan pesawat," katanya.

Jonan mengatakan pihaknya menyerahkan kepada pemilik dalam menindaklanjuti pesawat-pesawat yang sudah tidak beroperasi itu.

"Itu tergantung pemilik mau difungsikan atau apa atau mau disewakan untuk kantor, taman bermain, cafe atau apa," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com