Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Produk Impor Tidak Sesuai Ketentuan

Kompas.com - 07/07/2015, 19:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Dari pengawasan yang dilakukan enam bulan terakhir oleh Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Kementerian Perdagangan terhadap 205 produk diperoleh 113 produk tidak sesuai ketentuan.

Dari 113 produk tersebut, sebanyak 63,7 persen diantaranya merupakan produk impor, dan 36,3 persen merupakan produk dalam negeri. “Yang jelas kesimpulannya bahwa produk impor ternyata banyak yang tidak sesuai dengan ketentuan, ada sekitar 63,7 persen. Kemudian yang produk dalam negeri 36,3 persen,” ucap Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Kementerian Perdagangan Widodo di Jakarta, Selasa (7/7/2015).

Widodo mengatakan, pada semester I-2015 ini dari 205 produk yang diawasi sebanyak 52 produk sesuai dengan ketentuan, terdiri dari 39 produk sesuai Standar Nasional Industri (SNI), 7 produk sesuai ketentuan label, dan 6 produk sesuai ketentuan manual dan kartu garansi (MKG).

Sementara itu 113 produk tidak sesuai ketentuan terdiri dari 39 produk tidak sesuai SNI, 53 produk tidak sesuai ketentuan label, dan 21 tidak sesuai MKG. Sedangkan 40 produk dari 205 yang diawasi tersebut sedang dalam proses uji laboratorium.

Widodo mengatakan, dalam pengawasan produk beredar tahun ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan lebih memfokuskan diri pada pengawasan terhadap ketentuan SNI. Namun, ini tidak berarti Kemendag tidak mengawasi pula produk dengan ketentuan label dan MKG. Alasannya, konsumen tentu tidak bisa melakukan pengecekan laboratorium sendiri terhadap produk yang tidak sesuai ketentuan SNI. Lain halnya dengan ketentuan label, yang bisa dilihat dengan kasat mata.

“Trennya sebetulnya untuk semester I-2015 ini pengawasan terhadap barang yang diberlakukan SNI wajib itu terus meningkat,” kata Widodo.

Pada 2011 lalu pengawasan terhadap produk dengan ketentuan SNI mencakup 27,5 persen dari total produk yang diawasi. Angka ini meningkat pada 2012 menjadi 34 persen dan kemudian menjadi 42 persen pada 2013. Tahun lalu produk dengan ketentuan SNI sebanyak 59 persen dari total produk yang diawasi.

“Sementara ini di semester 1-2015, ini sudah mencapai 57,6 persen untuk produk yang diiberlakukan SNI wajib. Sementara untuk yang manual dan kartu garansi (MKG), ini kecenderungannya menurun pengawasannya,” ucap Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com