Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Diminta Kaji Penurunan Suku Bunga

Kompas.com - 28/07/2015, 15:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini menuturkan, kebijakan moneter harusnya nyambung dengan kebijakan di sektor riil dan kebijakan fiskal.

Inflasi pada bulan Juni tercatat sebesar 0,54 persen, yang menurut Hendri terbilang rendah. Sebab, biasanya inflasi pada bulan Puasa atau jelang Lebaran selalu tinggi. Nyatanya inflasi pada Juni 2015, hanya 0,54 persen.

"Lebaran inflasi rendah. Biasanya tinggi. Apalagi ada tahun ajaran baru sekolah," kata Hendri dalam diskusi bertajuk "Managing Economic Slowdown", pada Selasa (28/7/2015).

Inflasi tahun kalender, dari Januari hingga Juni 2015 juga sangat rendah hanya 0,96 persen. Sementara itu pada periode yang sama tahun sebelumnya, laju inflasi cukup tinggi yakni mencapai 1,99 persen.

"Saya khawatir inflasi rendah ini cerminan dari daya beli yang turun," sambung Hendri.

Penurunan daya beli masyarakat sangat terasa di tahun ini, dan belanja masyarakat sangat tergantung dari APBN. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, tahun ini belanja APBN masih sedikit, sementara belanja masyarakat juga masih sangat rendah.

"Biasanya pada saat Lebaran, gudang-gudang kosong, bukan hanya sektor tekstil, tapi juga otomotif, makanan dan minuman. Tapi tahun ini masih penuh," ucap Ade.

Saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia masih dipertahankan di level 7,5 persen, sejak Februari 2015. Selain suku bunga acuan, kebijakan lain juga dituding menghambat konsumsi seperti LTV (Loan to Value).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com