Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha: Negara Kita "Doang' yang Pro Rakyat Miskin..

Kompas.com - 29/07/2015, 09:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, pengusaha di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berharap agar pemerintah memberikan tarif listrik yang kompetitif bagi golongan industri.

Ade mengatakan,  dibandingkan dengan negara lain, tarif listrik untuk industri di Indonesia masih tergolong mahal. Contohnya dibandingkan dengan China yang juga merupakan negara produsen tekstil, dan juga Korea. Tarif listrik di Indonesia mencapai 10 sen per KWh (kilowatt hour), sedang tarif listrik di Korea hanya 6 sen per KWh.

Adapun tarif listrik untuk industri di China juga 10 sen per KWh, namun diberikan diskon 50 persen oleh pemerintahnya pada malam hari. Menurut dia, jika malam hari konsumsi listrik oleh pelanggan rumah tangga berkurang drastis. Penurunan beban pemakaian ini dimanfaatkan oleh pemerintah China untuk memberikan subsidi bagi golongan industri.

“Pada malam hari diberikan diskon 50 persen sampai dengan jam 5 pagi. Setelah itu berlaku lagi tarif normal,” kata Ade ditemui usai diskusi di Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Pembedaan tarif untuk industri dan golongan konsumen biasa dilakukan negara-negara industri. Selain pembedaan tarif, mereka juga biasanya memberikan diskon. “Itu yang dilakukan oleh negara-negara smart,” kata Ade.

Hal seperti itu, sebut Ade, merupakan sesuatu yang normal dilakukan oleh negara yang ingin rakyatnya memiliki pekerjaan dan memiliki daya beli yang luas. “Di Jepang juga begitu (ada diskon). Kita doang yang pro rakyat miskin. Hanya golongan 450 VA (VoltAmpere) dan 900 VA yang dapat subsidi,” ucap Ade.

“Jadi tidak usah bekerja, dapat listrik murah. Kan aneh. Harusnya kita berpikir bagaimana rakyat bisa bekerja, memiliki pendapatan. Sehingga tarif listrik berapapun dia sanggup beli,” tandas Ade.

Perlambatan ekonomi dan berbagai kebijakan pemerintah, diakui Ade memberikan tekanan terhadap industri TPT. Hingga semester pertama tahun ini sudah lebih dari 50.000 orang yang dirumahkan.

Padahal, kata Ade, industri TPT sebagai industri pionir memberikan kesempatan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja di Indonesia. Meski tidak memberikan pendapatan yang terlampau tinggi seperti industri lain, namun setidaknya kata dia, masyarakat bisa memiliki pendapatan.

“Tapi, harga listrik seperak pun kalau tidak punya uang tidak akan terbeli, karena kita tidak memiliki pekerjaan,” kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com