Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Masih di Atas Rp 13.800 Per Dollar AS

Kompas.com - 18/08/2015, 09:19 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diperkirakan belum akan lepas sari tekanan pelemahan pada perdagangan awal pekan ini, Selasa (18/8/2015).

Pada awal perdagangan di pasar spot, data Bloomberg pukul 09.00 WIB, mata uang Garuda berada di posis Rp 13.828 per dollar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya pada 13.821,8.

Indeks dollar AS kembali naik di tengah penantian pasar atas BI Rate atau suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Angka Empire Manufacturing AS yang turun dalam berhasil mendorong turunnya imbal hasil US Treasury 10 tahun. Namun turunnya harga minyak masih mempertahankan penguatan indeks dollar AS.

Penguatan dollar AS juga masih terasa hingga kemarin sore di pasar Asia walaupun yuan yang kembali stabil sudah mengurangi sentimen negatif. Rupiah masih tertekan hingga penutupan Akhir pekan lalu. Ketika pasar keuangan Indonesia tutup kemarin, mayoritas mata uang di Asia pun masih melemah terhadap dollar AS.

Walaupun isu devaluasi yuan sudah mereda, menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, harga minyak dan komoditas lain yang turun berpeluang terus menekan rupiah.

Angka defisit neraca transaksi berjalan yang melebar serta keseluruhan neraca pembayaran yang defisit bisa menambah tekanan terhadap rupiah. Ditunggu respon Bank Indonesia di Rapat Dewan Gubernur BI hari ini.

"Walaupun pertumbuhan melambat serta neraca perdagangan surplus secara konsisten, BI rate sepertinya masih akan tetap, melihat volatilitas rupiah yang tinggi. Rupiah berpeluang kembali tertekan hari ini," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com