Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Tom: Indonesia Tidak Antisipasi Perubahan Perekonomian China

Kompas.com - 19/08/2015, 21:06 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Devaluasi mata uang yuan terhadap dollar AS memunculkan ancaman bagi perekonomian Indonesia, yakni membanjirnya impor produk dari China.

Menanggapi kemungkinan tersebut, Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, jika disandingkan dengan yuan, rupiah masih dalam posisi menguntungkan.

"Terus terang saya rasa tingkat kurs rupiah akan in line dengan renminbi (yuan). Kalau kita lihat dalam 12 hingga 24 bulan terakhir, renminbi cukup stabil, hanya melemah 2-3 persen. Rupiah sudah melemah 20 persen. Bahkan, dengan melemahnya renminbi beberapa hari kemarin, jika dibandingkan keduanya (renminbi dan rupiah), rupiah kita masih dalam posisi menguntungkan. Itu karena kita melemahnya jauh lebih banyak dari melemahnya renminbi," kata Tom di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Akan tetapi, Tom menyayangkan tidak antisipatifnya Pemerintah Indonesia terhadap perubahan perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut. Tom mengatakan, dari sisi perdagangan bilateral dengan China, Indonesia harus mempelajari permintaan China dan bagaimana evolusi perekonomiannya.

Ekonomi China, sebut Tom, sudah mulai beralih dari heavy industries menjadi domestic consumption. "Dalam lima tahun terakhir ini, kita tidak siap mengantisipasi itu akan terjadi. Kita berpikir bahwa heavy industries di China akan berkibar terus dan mereka akan terus konsumsi barang komoditas dari kita. Tidak ada yang namanya selama-lamanya. Suatu saat akan berhenti," kata lulusan dari Harvard University itu.

Menyadari kurangnya antisipasi dari pemerintah, Tom mengatakan, mulai sekarang, pemerintah akan mempelajari apa saja permintaan dari China.

Dia juga mengatakan, untuk memenangi perdagangan dengan China, kementeriannya juga akan melakukan koordinasi erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Perindustrian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com