Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cukai Naik, Industri Rokok Pusing

Kompas.com - 08/09/2015, 09:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Industri rokok kembali pusing setelah pemerintah melontarkan rencana kenaikan cukai sebesar 23 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Pelaku industri yang melinting tembakau ini menilai, rencana pemerintah tersebut tidak rasional, apalagi dilakukan saat kondisi ekonomi sedang lesu.

Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Soemiran menyatakan, rencana pemerintah tersebut akan menjadi bumerang bagi pemerintah. Dampak pelemahan daya beli saat ini sudah menurunkan produksi rokok hingga sebesar 12 persen sampai Juli 2015. "Penurunan produksi ini kali pertama sejak tahun 2003," kata Ismanu kepada Kontan, Selasa (7/9/2015).

Ismanu mengatakan, penurunan produksi rokok tak lepas dari kondisi ekonomi Indonesia yang melemah. Ditambah inflasi yang juga naik tinggi, daya beli konsumen rokok menurun. "Dalam kondisi seperti ini, jika pemerintah mau menaikkan tarif cukai setidaknya cukup 6 persen - 8 persen saja," ucap Ismanu.

Sebagai gambaran, di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 pemerintah mengusulkan penerimaan cukai hasil tembakau naik 23 persen menjadi Rp 148,85 triliun. Angka ini setara 95,72 persen dari total target penerimaan cukai tahun depan senilai Rp 155,5 triliun.

Ismanu menganggap target ini tak realistis lantaran penjualan produk rokok tahun ini berpotensi turun 12 persen ketimbang tahun lalu. Jika tahun depan cukai rokok kembali naik, penjualan rokok bisa terperosok lebih dalam.

Keberatan rencana kenaikan cukai rokok juga dilontarkan Surjanto Yasaputera, Sekretaris Perusahaan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM). Surjanto bilang, jika pemerintah ngotot menaikan cukai, maka pihaknya tak punya pilihan lain selain menaikkan harga jual rokok. "Berapa besar kenaikan harga tergantung persentase kenaikan tarif cukai rokoknya," kata Surjanto.

Tahun ini Wismilak menargetkan volume penjualan rokok mereka tumbuh 16 persen - 18 persen dibandingkan tahun lalu. Namun jika tahun depan ada kenaikan harga akibat kenaikan cukai terlalu tinggi, Surjanto memproyeksikan penjualan rokok Wismilak berpotensi turun. "Berapa besar penurunannya masih sulit kami prediksi," ujar Surjanto.

Mengacu laporan keuangan Wismilak di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Juni 2015, penjualan WIIM naik menjadi Rp 879 miliar ketimbang penjualan periode yang sama tahun lalu Rp 734 miliar. Adapun laba Wismilak naik menjadi Rp 57 miliar ketimbang laba periode yang sama tahun 2014 senilai Rp 53 miliar. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com