Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP2TKI Canangkan Remitansi Berkualitas

Kompas.com - 09/09/2015, 15:14 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) semakin gencar mewujudkan remitansi Tenaga Kerja Indonesia yang berkualitas. Hal tersebut dilakukan seiring bertambahnya jumlah pengiriman uang dari TKI yang bekerja di luar negeri.

Demikian disampaikan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Rabu (9/9/2015), menyusul laporan Bank Indonesia yang menyebutkan jumlah remitansi pada semester 1 2015 mencapai US$4.713.137.854 atau naik 15 persen dibandingkan semester yang sama tahun lalu US$ 4.093.429.234.

Pengertian remitansi berkualitas itu, menurut Nusron, kiriman uang tidak digunakan untuk hal-hal yang konsumtif, melainkan bagi kegiatan produktif, misalnya investasi pada sektor riil di daerah asal. Saat ini BNP2TKI memiliki program untuk mewujudkan remitansi berkualitas itu, antara lain dengan mengkampanyekan pengiriman uang ke daerah asal melalui perbankan (e-banking), serta program pendampingan bagi para TKI yang ingin menggunakan dananya untuk sektor-sektor produktif.

"Investasi TKI di sektor produktif niscaya menimbulkan efek berganda yang bermanfaat bagi perekonomian. Meningkatkan supply side, ketimbang demand side," ujar Nusron.

Atas dasar itu, tambah Nusron Wahid, BNP2TKI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong lembaga keuangan formal untuk dapat bersama-sama menyediakan ases bagi TKI dan keluarganya hingga tercipta remitansi yang berkualitas.

Berdasarkan data Organisasi Buruh Internasional (ILO), lanjut dia, dari 100 persen yang dikirim ke keluarga oleh TKI, sebanyak 38 persennya dipakai membayar utang, 22 persen untuk pendidikan, 26 persen untuk kebutuhan sehari-hari, sebanyak 2,8 persen untuk rumah, serta 4 persen dialokasikan kepada investasi produktif.

"Berdasarkan data itu terlihat, TKI masih terjerat utang tinggi karena sedikitnya lembaga keuangan formal yang bisa memberikan pinjaman," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com