Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paket Ekonomi Jilid I Masih Setengah Hati?

Kompas.com - 10/09/2015, 12:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merilis paket ekonomi tahap I, Rabu (9/9/2015) kemarin. Isinya adalah formula  untuk mendorong pertumbuhan industri, mempercepat proyek strategis, dan menjaga daya beli masyarakat.

Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah  janji memangkas aturan penghambat investasi dan tumpang tindih (deregulasi). Ada 89 peraturan yang akan dirombak dari 134 peraturan.

Nah, sisanya akan diselesaikan dalam satu bulan ke depan. "Saya tekankan, paket ini bertujuan untuk menggerakkan sektor riil," ujar Jokowi, Rabu (9/9/2015) di Istana Merdeka, Jakarta.

Memang, paket ekonomi tahap I untuk sementara waktu bisa menenangkan pasar keuangan dan dunia usaha. Paling tidak, agenda ini menjadi sinyal tekad pemerintah membenahi ekonomi.

Itu sebabnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi S Lukman menilai, paket ini menumbuhkan optimisme. Kini, pengusaha menanti keseriusan pemerintah menjalankan isi paket ekonomi itu. "Pengusaha harus mengawal dan menagih janji ini," tandas  Adhi.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, di atas kertas, isi paket ekonomi ini bisa menjadi angin segar bagi pasar. Tapi, "Apakah pasar akan langsung bereaksi positif, saya belum yakin," tandasnya.

Lagi pula secara umum isi paket ini belum sepenuhnya sesuai harapan pasar dan masih memberi kesan setengah hati. Apalagi isinya nyaris tak ada yang baru, terkesan sekadar mengumpulkan sejumlah agenda serta rencana kerja  yang sudah ada. Dengan kata lain, tak ada resep spesial yang diracik pemerintah dalam paket ekonomi ini.

Salah satu yang disorot, misalnya, kata David Sutyanto, Analis First Asia Capital, paket ekonomi ini masih terlalu parsial dan belum menjangkau semua persoalan yang dihadapi ekonomi Indonesia saat ini. Urusan fiskal, misalnya, paket ini belum menjangkau stimulus fiskal seperti keringanan pajak yang dinanti oleh emiten menjelang akhir tahun. Itu sebabnya, dia berharap isi paket jilid II nanti bisa lebih matang dan komprehensif.

Ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya, melihat beberapa kebijakan ekonomi yang diumumkan belum secara tegas dan detail menyebutkan langkah memperkuat rupiah dan peningkatan daya beli masyakarat, utamanya daya beli masyarakat perkotaan dan kelas menengah. Padahal daya beli kelompok inilah yang sekarang paling terpukul, utamanya akibat pelemahan rupiah.

Di sisi lain, pemerintah masih kukuh mempertahankan target pajak. "Seharusnya target pajak diturunkan agar petugas pajak mengerem dan pengusaha tidak khawatir," kata Berly.

Sementara Ekonom Indef Eko Listiyanto melihat peran pemerintah di paket ekonomi ini masih pasif. Pemerintah tak memiliki target waktu dan sasaran. Alhasil, efektivitas penerapan paket ini tergantung pelaku usaha sendiri.   (Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika, Handoyo, Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka 'Tancap Gas', Rupiah Melemah

Jelang Akhir Pekan, IHSG Dibuka "Tancap Gas", Rupiah Melemah

Whats New
Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Rupiah Tinggalkan Rp 16.000 per Dollar AS

Whats New
Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Pertamina Hulu Rokan Produksi Migas 167.270 Barrel per Hari Sepanjang 2023

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Spend Smart
3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com