“Di ADB sektor energi adalah sektor pokok, karena rencana selama 4-5 tahun yang akan datang, akan ada bantuan sekitar 5 miliar dollar AS,” ucap Country Director ADB Steven R. Tabor, dalam penandatanganan Mutual of Understanding (MoU) dengan Menteri ESDM Sudirman Said, di Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Steven menyampaikan, meskipun pinjaman tersebut dirasa besar bagi ADB, namun nominal tersebut terbilang kecil untuk keperluan Indonesia. Steven mengatakan, pinjaman tersebut bersifat jangka panjang, dengan bunga pinjaman dan grace period yang baik.
“Pinjaman ini untuk bermacam-macam. Pertama, membantu Indonesia lewat PLN untuk memperbaiki sistem transmisi dan distribusi secara menyeluruh,” ucap Steven.
Kedua, lanjut Steven, pinjaman tersebut diperuntukkan mendukung proyek energi bersih, salah satunya pengembangan gas bumi di wilayah timur Indonesia. Ketiga, pinjaman dari ADB juga akan digunakan untuk pengembangan hydropower. Terakhir, pinjaman ADB juga digunakan untuk membantu pemerintah melakukan reformasi kebijakan energi, seperti dukungan untuk pengembangan panasbumi ataupun tenaga surya.
Selain pinjaman yang sifatnya konsesi, Steven juga menyampaikan ADB akan memberikan hibah kepada pemerintah Indonesia, misalnya dalam program Centre of Excellene (COE). “Saya belum bisa menyebutkan nilai (hibahnya). Tapi itu tergantung berapa banyak yang dibutuhkan. ADB sendiri akan menanamkan jutaan dollar AS untuk beberapa tahun, untuk membantu COE,” kata Steven.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.