Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 13.425 per dollar AS atau melemah tipis sebesar 0,1 persen.
Sementara itu, mengutip Antara, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menyebutkan, pernyataan Wakil Ketua Bank Sentral AS Stanley Fischer yang masih melihat adanya peluang kenaikan suku bunga pada tahun ini menjadi salah satu sentimen yang mendorong dollar AS kembali bergerak menguat.
Ia menambahkan, pelaku pasar saat ini juga sedang menanti pidato dari pejabat Federal Reserve lainnya, yakni Dennis Lockhart dan Charles Evans. Jika keduanya memberikan pernyataan yang mendukung kenaikan suku bunga pada tahun ini, hal itu kemungkinan dapat menggairahkan kembali mata uang dollar AS.
"Para pembuat kebijakan Federal Reserve AS masih mungkin untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini. Namun, itu dapat berubah jika ekonomi global yang masih melambat berdampak pada ekonomi AS," katanya.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan bahwa faktor internal yang cukup positif masih menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pada pekan ini, pelaku pasar uang di dalam negeri sedang menanti data neraca perdagangan yang diperkirakan kembali mencatatkan surplus.
"Sentimen dollar AS masih melemah di pasar global. Situasi itu membuat nilai tukar rupiah kembali berpeluang menguat terhadap dollar AS, apalagi sentimen internal masih terbilang positif," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.