Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Tantangan Pasar Asuransi Mendatang

Kompas.com - 21/10/2015, 15:39 WIB

KOMPAS.com - Sedikitnya ada empat tantangan pasar asuransi di Indonesia pada waktu mendatang. Tantangan-tantangan itu masih punya kaitan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka hingga 250 juta jiwa.

Adalah anggota Pengawas Dewan Asuransi Indonesia Harry H. Diah yang memaparkan catatannya kemarin berkenaan dengan Hari Asuransi Nasional yang diperingati tiap tanggal 18 Oktober. Harry mengatakan bahwa dalam beberapa tahun ini ada perubahan di pasar asuransi Indonesia. Perubahan itu menyangkut generasi yang dilahirkan sebelum 1970-an. Saat ini, generasi tersebut digantikan oleh generasi berumur antara 30-35 tahun, masih sendiri (single) atau yang sudah membentuk keluarga kecil dan muda.

Harry mengatakan pasar yang menjadi bidikan perusahaan-perusahaan asuransi itu adalah kelompok mereka yang lebih terpelajar, memiliki cukup uang, dapat menerima dan tertarik dengan asuransi serta memiliki kepedulian dengan asuransi. Tetapi, kelompok ini kebanyakan berasal dari kelompok kelas menengah (middle class) dan menengah bawah (middle lower), memiliki kecenderungan untuk membeli hal yang simpel, dengan cara yang cepat, dan premi yang murah. "Mereka ini ingin tahu perhitungannya, benefit yang akan mereka dapatkan, dan sedikit menekankan hubungan personal atau lebih akrab," imbuh Harry.

Masih menurut Harry, secara umum, industri asuransi di Indonesia mencatat perkembangan bisnis yang bagus pada 2014. Hal ini berkait dengan pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,02 persen.

Edukasi

KOMPAS.COM/WARDAH FAJRI Fachria bersama anak asuhannya dari Panti Asuhan Muslimin Jaya saat menghadiri undangan buka puasa bersama Avrist.

Berdasar data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), per Desember 2014 industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi sebesar Rp 167,76 triliun, naik 33,3 persen dibanding periode sama pada 2013 sebesar Rp 125,82 triliun. Sementara itu, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), secara nasional industri asuransi umum meraup premi sebesar Rp 55,1 triliun, tumbuh 17,98 persen dibandingkan pada 2013 yang tercatat sebesar Rp 46,7 triliun.

Lebih lanjut menurut Harry, pertumbuhan premi yang tinggi ini diharapkan dapat terus dijaga. Pasalnya, angka penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah.

Berdasar data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai akhir 2014, angka penetrasi asuransi komersial hanya 1,74 persen. Angka tersebut merupakan perbandingan antara total premi bruto asuransi terhadap perdapatan domestik bruto (PDB). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, memang ada peningkatan penetrasi karena pada tahun 2013 penetrasi asuransi berada di angka 1,65 persen. OJK menargetkan penetrasi industri asuransi mampu tumbuh 20 persen dalam rentang 2-3 tahun ke depan.

Mengingat masih rendahnya penetrasi asuransi ini, Harry Diah mengingatkan agar sosialisasi asuransi harus selalu dilakukan. Sosialisasi ini sebaiknya dilakukan secara bersamaan oleh seluruh pelaku bisnis industri asuransi yang juga harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah melalui kebijakan dan peraturan yang di terbitkan. Apabila hal ini dapat terwujud, tingkat kesadaran masyarakat atas pentingnya asuransi akan sangat berkembang seperti halnya di negara-negara maju. "Sosialisasi ini bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan edukasi yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan dari berbagai usia, yang didukung dengan adanya produk yang sesuai juga dengan kebutuhan,” katanya.

Menurut Harry, edukasi harus dilakukan secara berkala dengan komitmen yang tinggi dari semua pelaku industri ini. Di sisi lain, industri juga harus memiliki produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dengan cukup mudah dimengerti oleh masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com