Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Perketat Pelatihan Penanganan Kondisi Kritis Penerbangan

Kompas.com - 03/12/2015, 15:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperketat pelatihan penanganan kondisi kritis penerbangan atau "recovery upset" dari 12 bulan sekali menjadi enam bulan sekali.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo menuturkan hal itu merespon rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait hasil investigasi kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501.

"Tindak lanjut rekomendasi KNKT, yaitu meningkatkan fungsi penguasan terhadap operator penerbangan terkait dengan implementasi pelaksanaan pelatihan 'upset recovery' dari yang semula dilakukan setiap 12 bulan menjadi setiap 6 bulan," katanya, Kamis (3/12/2015).

Dia mengatakan pelatihan tersebut diwajibkan kepada seluruh maskapai.

"Pengetatan frekuensi pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan pilot dalam menangani kondisi kritis saat penerbangan," katanya.

Dengan pengetatan latihan ini, kejadian serupa AirAsia QZ8501 yang gagal mengendalikan situasi kritis diharapkan tidak terjadi kembali.

KNKT sebelumnya merekomendasikan kepada Ditjen Perhubungan Udara untuk memastikan pelaksanaan pelatihan "upset recovery" pada simulator di maskapai penerbangan niaga berjadwal (AOC 121) sesegera mungkin.

KNKT juga merekomendasikan kepada AirAsia Indonesia terkait pentingnya standard call outs atau komunikasi antarpilot yang standar pada seluruh fase penerbangan serta melaksanakan pelatihan bagi pilot dalam pengambilalihan pada berbagai fase kritis.

Berdasarkan hasil investigasi KNKT terhadap kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501, "pilot in command" dan "co-pilot" tidak berhasil mengendalikan pesawat yang mengalami kehilangan daya angkat dan "upset conditions".

Hal tersebut berawal dari gangguan sistem "rudder travel limiter" atau alat pengatur gerakan pesawat ke kiri dan ke kanan.

Kotak hitam "flight data recorder" merekam terdapat empat kali peringatan tidak berfungsinya alat tersebut, ditambah "autopilot" tidak aktif.

Hal itu membuat pengendalian pesawat menjadi manual dan menyebabkan pilot tidak bisa berbuat apa-apa.

Pesawat tersebut mengangkut 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin dan 156 penumpang, termasuk seorang teknisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com