Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Penghematan Rp 14,1 Triliun Per Tahun dengan ATM Himbara

Kompas.com - 21/12/2015, 15:39 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Himbara diyakini akan membawa manfaat bagi bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan masyarakat. Menurut Ketua Himbara Asmawi Syam, biaya pengelolaan ATM bisa dihemat sebesar Rp 6,8 triliun. Sedangkan, penghematan biaya transaksi bisa mencapai Rp 7,3 triliun per tahun. "Tujuan sinergi antara empat  bank BUMN ini memberikan dampak posesif terhadap efisiensi untuk bank dan untuk nasabah," ujar Asmawi dalam acara peluncuran ATM Himbara di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Penghematan pengelolaan ATM oleh bank-bank BUMN tersebut bisa dilakukan karena pembelian ATM tak lagi ditanggung oleh satu bank melainkan oleh empat bank. Selain itu ada pula penghematan dari biaya operasional misalnya pemeliharaan dan pembayaran listrikyang ditanggung bersama-sama.

Sementara manfaat untuk nasabah adalah dengan adanya pemangkasan biaya transaksi. Misalnya, biaya transfer. "Tarif transaksi transfer antar-bank Himbara turun dari Rp 6.500 menjadi Rp 4.000. Sedangkan, tarif tunai menjadi Rp 500," kata Asmawi.

Hari ini, keempat bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN meluncurkan 50 ATM Himbara untuk daerah Jakarta dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com