Berbagai tantangan global misalnya rencana kenaikan suku bunga The Fed, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan anjloknya harga komoditas, membuat ekonomi Indonesia tak bergerak naik sesuai harapan.
Wakil Presiden Presiden Jusuf Kalla mengakui kondisi dinamika ekonomi global saat ini jauh dari perkiraan pemerintah.
"Jadi sebagian besar dari kita tidak memperkirakan keadaan ekonomi dunia yang melambat seperti ini pada waktu menyusun (ekonomi) tahun lalu," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (22/12/2015).
Menurut dia, pelemahan ekonomi global membuat serba sulit ekonomi Indonesia. Apalagi anjloknya harga komoditas membuat pendapatan dari ekspor menurun.
Pada November 2015 saja, neraca perdagangan Indonesia pertama kali selama 2015, mengalami defisit sebesar 346,4 juta dollar AS.
Defisit itu terjadi lantaran penurunan ekspor yang sebesar 7,91 persen, sedangkan impor naik 3,61 persen.
Meski ekonomi tak sesuai harapan di 2015, Kalla masih optimis ekonomi tahun 2016 lebih baik.
"Pada 2016 kan kita targetkan (pertumbuhan ekonomi) 5,3-5,4 persen, naik dari tahun ini. Targetnya insyaallah optimis, karena keadaan program nasional kita sudah mulai baik," kata Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.