Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waktu Tempuh Jalan di RI Dua Kali Lebih Lama Dibanding Thailand dan Malaysia"

Kompas.com - 10/02/2016, 12:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, persoalan terkait infrastruktur di Indonesia sudah lama terbengkalai. Akibatnya, Indonesia tertinggal cukup jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Darmin memberi contoh, tingkat elektrifikasi atau masyarakat yang sudah menikmati listrik di Indonesia berada pada kisaran 84 persen. Hal ini amat rendah, apabila dibandingkan dengan Thailand, Filipina, dan Vietnam yang sudah mendekati 100 persen.

"Waktu tempuh jalan di Indonesia dua kali lebih lama dibandingkan di Thailand dan Malaysia. Itu saja sudah menunjukkan ada banyak hal yang perlu dilakukan dalam pembangunan infrastruktur," kata Darmin pada acara Infrastructure Outlook 2016, Rabu (10/2/2016).

Selama setahun belakangan, ujar Darmin, tekad pemerintah untuk membangun infrastruktur di Tanah Air.

Meskipun komitmennya sudah terlihat jelas, namun masih banyak hal yang melambat atau menghambat pembangunan infrastruktur. Ia mencontohkan, persoalan regulasi yang tidak sederhana dan bahkan tumpang tindih di sana-sini menjadi salah satu penghambat pembangunan infrastruktur. Selain itu, hambatan juga muncul ketika penyiapan proyek.

"Ada proses perundingan yang berkepanjangan membuat keputusan masih terlalu lambat untuk diambil. Kapasitas institusional, proses perizinan kita masih dalam proses penyempurnaan secara terus-menerus," katanya.

Pada kesempatan itu, Darmin juga mengemukakan, bahwa infrastruktur merupakan pilar penting pembangunan bangsa. Tak hanya itu, infrastruktur juga bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas perekonomian.

Dalam situasi perekonomian yang melambat seperti saat ini, sebut dia, maka dampaknya akan terasa untuk segala bidang perekonomian. Untuk itu, agar Indonesia tidak terlalu terkena dampak perlambatan ekonomi, maka pembangunan infrastruktur menjadi hal yang harus dilakukan.

"Pilihan mendorong pembangunan infrastruktur dalam situasi seperti sekarang ini lebih memungkinkan bagi berkembangnya ekonomi di tengah-tengah perlambatan global," ujarnya.

Darmin menyatakan, hal inilah yang dilakukan pemerintah selama lebih dari satu tahun belakangan. Tentu saja pembangunan infrastruktur dikombinasikan dengan kebijakan dalam bidang anggaran belanja barang dan modal.

"Pemerintahan ini mengambil posisi yang cukup firm, jelas dalam mendorong pembangunan infrastruktur. Bukan hanya sebagai pilar atau pendukung, namun juga sebagai peningkatan kapasitas perekonomian," terang Darmin.

Pembangunan infrastruktur pun, imbuh Darmin, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 4,79 persen pada tahun 2015. Meski capaian tersebut dinilainya cukup baik, namun kondisi perlambatan ekonomi global turut berperan dalam capaian perekonomian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com