Dalam laporan tersebut, Indonesia berada pada peringkat 109 pada tahun 2015. Posisi ini membaik dibandingkan peringkat 120 pada tahun sebelumnya.
Meskipun membaik, Indonesia dinilai masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk dapat lebih memikat investor agar mau menanamkan modalnya.
Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menyebut, tantangan terbesar ada pada sektor infrastruktur dan logistik.
"Selama ini investor paling concern sama logistik. Kalau sudah investasi, biaya logistiknya itu yang terutama," ujar Andry di kantornya, Kamis (21/1/2016).
Andry menjelaskan, permasalahan infrastruktur menjadi cerita yang panjang di Indonesia. Sampai kapan pun, ujar dia, sektor infrastruktur harus terus ditekankan. Dengan demikian, biaya logsitik akan lebih terjangkau yang membuat investor tertarik.
Untuk mencapai peringkat kemudahan bisnis double digit, Andry memandang Indonesia harus memiliki upaya ekstra, apalagi terkait pembangunan infrastruktur.
Namun, pemerintah tentu tidak bisa hanya mengandalkan APBN sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
"Selama itu masih di bawah negara Asean, memang kita kalau untuk bersaing di MEA ada tantangannya. Harus ada extra effort. Artinya, memang pemerintah mengandalkan dari APBN saja memang dananya terbatas," ungkap Andry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.