Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang KA Cepat Gunakan Yuan, China Diyakini Pangkas Dominasi Dollar AS

Kompas.com - 15/02/2016, 18:10 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) meyakini proyek kereta cepat menjadi upaya China mengurangi dominasi dollar AS di Indonesia secara pelan-pelan.

Menurut Manager Advokasi Fitra, Apung Widadi, upaya China itu bisa terlihat dari pinjaman untuk proyek KA cepat yang tak hanya dalam bentuk dollar AS tapi juga yuan.

"Indonesia yang akan jadi sentralnya (dominasi yuan)," ujar Apung d Kantor Seknas Fitra, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menelan biaya 5,5 milliar dollar AS atau Rp 76,4 triliun (kurs 13.900). Mayoritas dana proyek berasal dari utang luar negeri yang berasal dari China Development Bank (CDB) yakni 75 persen atau Rp 57 triliun.

Nantinya, pinjaman dari CDB terdiri dari dua pinjaman yakni pertama 63 persen pinjaman dalam dollar AS dengan bunga 2 persen per tahun.

Kedua pinjaman dalam bentuk renmimbi (yuan) sebesar 37 persen dengan bunga 3,64 persen per tahun. CDB memberikan jangka waktu pengembalian utang itu hingga 40 tahun dengan jangka waktu 10 tahun. Tingkat suku bunga yang kecil itu juga dipertanyakan oleh Fitra.

"Bunga 2 persen cukup aneh itu sangat rendah sekali. Ada apa di balik bunga rendah?" kata Apung.

Sementara itu, sisa 25 persen atau Rp 19 triliun dana proyek berasal dari modal PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Itu pun dibagi dua yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) 15 persen dan China Railway Corporation sebesar 10 persen.

Seperti diketahui, proyek KA cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek bisnis murni antara BUMN Indonesia dan China. Proyeknya diperkirakan sekali pada akhir 2018 dan bisa beroperasi pada awal 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com