Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Terburuk Perekonomian Sudah Terlewati?

Kompas.com - 16/02/2016, 11:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia sempat mengalami pelemahan yang cukup signifikan, tercermin dari kinerja moneter maupun sektor riil yang tak terlalu cemerlang.

Namun, beberapa pihak menganggap Indonesia kini sudah melewati titik terburuk perekonomian. Benarkah?

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada A Tony Prasetiantono menjelaskan, dia sepakat bahwa ekonomi Indonesia telah melewati masa-masa sulit.

Hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang sudah tidak berada di kisaran Rp 14.700 per dollar AS.

"Confidence masyarakat juga sudah mulai muncul, terutama di kuartal IV 2015 terekspresi di pertumbuhan ekonomi 5,04 persen," ujar Tony dalam sebuah acara di Jakarta, Senin (15/2/2016) malam.

Tony menjelaskan, masyarakat sempat terkena tekanan akibat nilai tukar rupiah yang terlalu lemah. Implikasinya adalah masyarakat cenderung menahan dalam membelanjakan uang.

Selain itu, Tony melihat ada semacam trauma dan ketakutan akan terulangnya kondisi tahun 1998 di mana nilai tukar dollar AS bisa mencapai Rp 15.000 hingga Rp 17.000. 

"Mereka takut belanja, terekspresi dari penjualan mobil. Consumer spending terekspresi di penjualan mobil atau rumah. Ini variabel standar di seluruh negara. Di kuartal IV penjualan meningkat," jelas Tony.

Alasan lain, tekanan eksternal yang menghambat laju perekonomian juga sudah terlewati, yakni keputusan bank sentral AS atau Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan.
Pasalnya, keputusan ini amat ditunggu dan menimbulkan banyak spekulasi.

"Menurut saya kita sudah hit the bottom. Akhirnya mulai membaik dan timbul kepercayaan. Di mata saya sudah terjadi rebound, titik terjeleknya sudah terlewati," ungkap Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com