JPMorgan Indikasikan Kinerja Kuartal Pertama Akan "Sulit"

Indikasinya, adanya penurunan double digit pada penerimaan investment banking, serta mereka harus menambah provisi untuk pinjaman sektor energi yang diperkirakan merugi.

Harga minyak yang terjerembab, pasar yang volatile, suku bunga yang rendah, tekanan regulator serta perlambatan China telah menekan perbankan dunia dalam beberapa bulan terakhir.

Di satu sisi, banyak perusahaan tidak bisa menerbitkan utang atau saham dan investor enggan menambah risiko, ujar Daniel Pinto, kepala investment banking di JPMorgan.

"Tidak ada keraguan akan masa satu kuartal yang sulit," kata Pinto saat presentasi bank dengan pihak investor di New York.

Pendapatan investment banking JPMorgan dari fee diperkirakan turun 25 persen di kuartal ini dibandingkan tahun lalu. Pendapatan perdagangan juga turun 20 persen.

Bank terbesar di AS berdasarkan aset ini masih optimistis bahwa setahun kedepan mereka akan mencapai target laba, sebab tahun ini tidak akan tercapai.

Penyebabnya, pudarnya harapan naiknya suku bunga dan kemampuan bank yang turun untuk mencetak laba dari pinjaman.

Saham JPMorgan pada perdagangan saham Selasa (23/02/2016) turun 4,18 persen dan mendorong indeks S&P finansial SPSY turun 1,8 persen.