Saluran distribusi lain yang digunakan perusahaan adalah dengan menggandeng perusahaan keuangan dalam memasarkan produk asuransi. Misalnya saja, dengan PT Astra Credit Companies.
"Kami menyebut mekanisme ini sebagai finance assurance," kata Wakil Presiden Direktur Astra Life Auddie A Wiranata di Magelang, Kamis (3/3/2016).
Sebelumnya pada tahun lalu, Astra Life berhasil mengerek penjualan premi melalui skema bancassurance.
"Untuk segmen usaha bancassurance, Astra Life menempati peringkat 12 berdasarkan data September 2015, atau naik 10 posisi dari posisi 22 pada kuartal III 2014," ungkap Auddie.
Dia menambahkan, ke depan Astra Life akan terus mengoptimalkan dan mengembangkan saluran distribusinya.
Hal itu untuk memberikan produk serta layanan yang beragam kepada nasabah, berkualitas tinggi, terpercaya, terjangkau, dan sesuai kebutuhan masyarakat yang berasal dari berbagai segmen.
"Intinya, multichannel, multiproduct, dan multisegment," ungkap Auddie.
Sebelumnya, pada tahun lalu perusahaan yang baru berdiri pada 2014 ini mencapai pendapatan premi bruto Rp 1,36 triliun, atau naik 110 persen dibandingkan Rp 651 miliar di 2014.
Perusahaan mengoptimalkan 15 perusahaan yang tergabung dalam grup Astra sebagai saluran distribusi dan perusahaan lain di luar grup.
Dengan strategi tersebut, Astra Life berani menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 3 triliun pada 2017, Rp 4 triliun pada 2018, dan Rp 5 triliun pada 2019.
Astra Life juga menargetkan berada pada peringkat 5 besar perusahaan asuransi jiwa dalam kurun 10 tahun mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.