Apa yang menjadi alasan BI sebenarnya?
"Tekanan dari nilai tukar rupiah sudah mereda. Tadi malam Fed juga memutuskan lebih dovish dari yang diperkirakan pasar. Ini menjadi satu faktor juga. Kita sudah tahu Fed sesuai prediksi kita akan menaikkan (suku bunga) dua kali," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, Kamis (17/3/2016) malam.
Juda menyatakan, faktor-faktor eksternal tersebut menjadi pertimbangan bank sentral dalam menyesuaikan suku bunga acuan. Selain itu, kondisi ekonomi global juga masih melemah, sehingga permintaan domestik harus didorong.
"Tapi dengan ekonomi global yang masih lemah, kita tidak bisa lagi mengharapkan ekspor tahun ini tumbuh lebih baik. Jadi dorongannya dari domestik. Oleh sebab itu, moneter perlu didorong," terang Juda.
Meskipun melihat adanya ruang pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, Juda menjelaskan bahwa bank sentral tetap berhati-hati. Selain itu, fokus BI kini adalah memperkuat transmisi penurunan suku bunga agar segera direspons oleh bank.