Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye "Brexit" Diklaim Didukung 250 Pimpinan Bisnis di Inggris

Kompas.com - 28/03/2016, 11:48 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Kampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa (EU), yakni Vote Leave, semakin menguat. Kampanye ini kini didukung 250 pimpinan bisnis di negara Ratu Elizabeth tersebut.

Salah satu pimpinan bisnis yang mendukung aksi Inggris keluar dari EU, atau "Brexit", ini adalah mantan chief executive HSBC.

Kampanye agar Inggris tetap masuk dalam EU atau keluar dari EU terus berlangsung, hingga nanti referendum dilakukan pada 23 Juni 2016 mendatang. Baik Inggris tetap di EU atau keluar, dua sikap tersebut memiliki dampak ekonomi tersendiri.

Bulan lalu, para bos dari sepertiga perusahaan besar Inggris termasuk Shell, British Petroleum dan British Telecom mengatakan jika Inggris keluar dari EU akan berbahaya pada jumlah pekerjaan yang tersedia dan menyeret investasi negara tersebut pada tingkat berisiko.

Pada Sabtu lalu, Vote Leave, salah satu grup yang mendukung Brexit, memperlihatkan daftar para pendukungnya. Termasuk Michael Geoghegan, mantan petinggi di HSBC Group dan Tim Martin, bos JD Wetherspoon.

"Dengan bertumbuhnya pendukung kami, Vote Leave akan memberikan contoh bahwa EU hanya akan berdampak baik bagi multinasional, bisnis yang lebih kecil akan tergerus oleh mesin regulator," kata Matthew Elliott, Chief Excecutive Vote Leave.

Namun, koran Sunday Times melaporkan dua nama yang terkenal dari daftar tersebut, John Caudwell, pendiri Phones4U dan David Ross, co-founder Carphone Warehouse, belum menandatangani petisi dukungan Brexit.

"Bagaimana data pendukung ini dikompilasi menjadi pertanyaan," tulis koran tersebut mengutip juru bicara Caudwell.

Permainan Hedge Fund

Koran Times juga melaporkan, hedge funds berencana untuk menggunakan polling referendum untuk mengeruk untung besar. Dibawah undang-undang pemilihan umum, ilegal mempublikasi hasil polling ketika orang-orang masih memilih.

Tapi bagi para trader pribadi, mereka harus mengeksploitasi bagaimana pergerakan sterling dibanding dollar yang akan naik jika voting menyatakan tetap masuk EU, atau turun jika voting menyatakan keluar.

"Ada banyak kepentingan seputar Brexit, terutama dari perusahaan hedge fund besar dari Amerika Serikat," ujar broker yang enggan disebut namanya kepada Times.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com