Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Turunkan Inflasi Perdesaan Tak Cukup Dengan Tol Laut

Kompas.com - 02/04/2016, 14:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Didik J Rachbini menuturkan, tol laut yang dicanangkan pemerintah Jokowi belum cukup untuk menekan inflasi perdesaan. Didik mengatakan, tol laut hanya menghubungkan daerah-daerah pesisir. Sementara banyak perdesaan yang berada di tengah pulau bahkan di pelosok dataran tinggi.

"Jadi hanya sebagian desa pesisir yang terkenda dampak. Tapi perdesaan yang di tengah, belum terkena dampak. Oleh karena itu infrastrukturnya di darat juga harus ditambah," ucap Didik ditemui usai diskusi, di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Maret 2016 inflasi perdesaan sebesar 0,95 persen. Seperti biasanya, inflasi perdesaan lebih tinggi dari inflasi nasional. Inflasi nasional pada Maret 2016 tercatat 0,19 persen.

Sepanjang Januari-Desember 2015, inflasi perdesaan juga lebih tinggi dibanding inflasi nasional. Sepanjang tahun lalu inflasi perdesaan tercatat 4,28 persen, sedangkan inflasi nasionalnya hanya 3,35 persen.

Menurut Didik, selalu lebih tingginya inflasi perdesaan dibandingkan inflasi nasional lantaran harga barang-barang di perdesaan sangat terpengaruh oleh infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur sangat penting untuk memperlancar arus barang antar-daerah, antar-desa.

"Ini (inflasi perdesaan lebih tinggi dari nasional) merupakan indikasi bahwa infrastruktur antar-desa, antar-wilayah itu harus terus diperbaiki," tuturnya.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menambahkan, semakin baik infrastruktur antar-desa, antar-wilayah, makan inflasi perdesaan akan semakin mendekati inflasi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, masih lebih tingginya inflasi perdesaan dibandingkan inflasi nasional menunjukkan belum efisiennya distribusi perdagangan antar-daerah.

"Selain itu, untuk produk industri yang dijual ke perdesaan itu juga belum sampai jauh ke dalam. Mungkin baru sampai di kabupaten-kabupaten. Apalagi untuk produk pertanian pangan. Jarak 50 kilometer, bisa beda," terang Darmin, Jumat malam (1/4/2016).

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, pemerintah tengah melakukan upaya-upaya agar distribusi barang lebih cepat, di samping membangun sentra-sentra untuk produk pertanian pangan agar harganya lebih stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com