Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkop Siap Latih SDM Pariwisata Indonesia

Kompas.com - 25/04/2016, 06:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan dukungannya terhadap upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di bidang jasa perhotelan dan restoran sebagai bagian penting industri pariwisata Indonesia.

Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS di Nusa Dua Bali, Minggu (24/4/2016), mengatakan dalam siaran persnya.

"Kami sadar bahwa industri pariwisata merupakan sektor yang paling banyak diperkuat oleh para pelaku koperasi dan UKM sehingga kami sangat mendorong upaya pengembangan SDM yang bergerak di bidang hotel dan restoran," katanya.

Pihaknya siap memberikan dukungan pelatihan dan bimbingan teknis agar SDM yang bergerak di bidang hotel dan restoran semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Untuk kepentingan itu pihaknya menggandeng Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sebagai organisasi terbesar yang menaungi mereka.

"Industri pariwisata harus didukung oleh SDM yang berkualitas dan berkompeten agar semakin berdaya saing, sehingga sektor ini yang sebagian besar pelakunya adalah UMKM semakin bisa menyejahterakan rakyat," kata Prakoso.

Rakernas PHRI

Pada kesempatan yang sama, pihaknya menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Tahun 2016 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), di Nusa Dua, Badung, Bali.

Menteri Pariwisata Arif Yahya pada kesempatan yang sama secara resmi membuka Rakernas tersebut.

Arief Yahya juga menekankan pentingnya SDM pariwisata yang unggul agar bisa memenangkan persaingan.

Dalam kesempatan itu, dia menuturkan ada tiga hal agar Inonesia unggul dalam pariwisata. Hal pertama adalah spirit atau semangat.

Menurut Arief, strategi tanpa semangat tentu akan tidak maksimal. Ini bisa dicontoh dari Thailand yang begitu bersemangat dalam memenangkan peperangan dalam konteks industri pariwisata.

"Mereka hebat sekali. Dari mulai rajanya sampai cleaning service mereka, kalau bicara pariwisata itu hebat luar biasa," ujar Arief.

Selain itu, hal kedua adalah solid. Ini juga terlihat di Thailand dimana berbagai pihak, mulai dari maskapai, perhimpunan hotel dan restoran (PHRI) hingga paket wisatanya bersatu.

"Jadi, PHRI dengan pemerintah dan bisnis harus bersatu, solid, kalau mau menang bersaing," kata dia.

Yang terakhir, yang perlu diperhatikan jika ingin menang dalam persaingan industri pariwisata yaitu kecepatan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan tahun 2016 itu adalah tahun kecepatan.

Tiga fokus presiden adalah deregulasi, infrastruktur dan pengembangan bisnis. "Kelemahan bangsa adalah terlalu lelet. Malaysia lebih kecil dari Indonesia tapi kita kalah dari mereka. Kita kalah dari Thailand yang lebih kecil. Bahkan kita kalah dari Singapura yang lebih kecil," papar Arief. 

Kompas TV Rizal Ramli: Tidak Perlu Takut Persaingan Pariwisata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com