Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Kritik PLN yang "Hobi" Gelontorkan Uang buat Proyek Baru

Kompas.com - 26/04/2016, 20:44 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengkritik kinerja PT PLN (Persero), perusahaan listrik negara, yang sering mengeluarkan uang untuk proyek baru padahal proyek terdahulu belum selesai.

Pada rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi VI DPR, Selasa (26/4/2016), para anggote komisi juga mengkritik kinerja PT PLN (Persero) yang belum membaik.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Fraksi Demokrat Azam Asman Natawijaya mengkritik PT PLN yang sering mengeluarkan uang untuk proyek baru padahal proyek terdahulu belum selesai.

Azam juga mengkritik tentang tender proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Jawa 7 yang sudah dilakukan sejak 2015. Tetapi, hingga saat ini tendernya belum selesai juga.

"BUMN tidak semestinya mengeluarkan uang lebih dan tentang proyek itu juga sedang kami sikapi. Dari informasi yang kami dapat, tidak sesuai prosedur," ujar dia.

Menurut dia, dalam lelang harus ada transparasi sehingga tidak ada 'kongkalikong' antara peserta lelang dengan PT PLN. Dia ingin PT PLN meningkatkan kinerjanya supaya permasalahan keterbatasan listrik tidak terjadi lagi.

"Kami tidak ingin PLN ini menjadi lebih buruk, ya kami berharap PLN bisa memperbaiki kinerjanya," kata Azam.

Sebagaimana diketahui, pelaksanaan tender proyek IPP PLTU Jawa 7 (2x1000 MW) terdapat 15 perusahaan yang mengambil dokumen tender, tetapi hanya tujuh perusahaan yang memasukkan proposal proyek pembangkit Jawa 7 (2x1000 MW).

Satu di ntaranya dianggap non-responsive bidder, yakni YTL Power International Berhad. Sedangkan enam perusahaan atau konsorsium lainnya dinilai sebagai responsive bidder.  (Baca: Per 1 Juni, PLN Stop Subsidi Listrik ke 18 Juta Pelanggan)

Kompas TV Bupati Kecewa Dengan Kinerja PLN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com