Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Target Suku Bunga Kredit "Single Digit" Sulit Dicapai

Kompas.com - 28/04/2016, 19:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono menyatakan, target pemerintah untuk menekan suku bunga kredit hingga menyentuh "single digit" akan sulit dicapai.

Pasalnya, saat ini masih banyak bank berkapitalisasi kecil yang menyebabkan suku bunga kredit perbankan sulit diturunkan.

Menurut Tony, target suku bunga single digit hingga akhir 2016 ini tidak masuk akal.

Permasalahan terletak pada struktur pasar, di mana industri perbankan nasional dipenuhi bank kelompok modal kecil.

"Menurut saya itu (single digit akhir tahun) tidak masuk akal karena struktur pasar. Industri perbankannya tidak memungkinkan untuk itu. Ini karena jumlah bank yang kecil-kecil itu banyak," kata Tony di kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Tony menyebut, bank-bank dengan modal kecil tersebut saling berebut likuiditas dan pembiayaan.

Dengan demikian, bunga akan cenderung tinggi.

Saat ini, jumlah bank yang ada di Indonesia mencapai 119 bank.

Sekitar 100 di antaranya merupakan bank dengan Kelompok BUKU I dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun dan BUKU II dengan modal inti antara Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.

"Di Thailand cuma ada 37 (bank), Malaysia 8, Singapura 3. Jadi harus disimpelkan, sedikitkan jumlahnya sehingga efisien. Jadi menurut saya penurunan suku bunga itu tidak seperti yang dibayangkan pemerintah," ujar Tony.

Secara hitungan kasar, imbuh Tony, jumlah bank kecil yang ada di Indonesia maksimal harus sekitar 50 hingga 70 untuk mengefisiensikan penyesuaian suku bunga.

Dengan demikian, pemerintah lebih mudah mencapai target suku bunga single digit.

"Butuh waktu lama untuk sampai (bank kecil) jadi 50 bank karena pemilik bank tidak mau merger," jelas Tony.

"Untuk single digit butuh beberapa tahun, tidak mungkin langsung akhir tahun ini. Kalau bisa 2 sampai 3 tahun, sudah bagus."

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com