Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siap Tambah Utang, FITRA Sebut Menteri Keuangan Galau Merencanakan Anggaran

Kompas.com - 29/04/2016, 15:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai pemerintah khususnya Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro galau dalam merencanakan pendapatan negara, sampai harus menyiapkan tambahan tambalan APBN sebesar Rp 27 triliun melalui penerbitan SBN.

Koordinator Advokasi dan Investigasi FITRA Apung Widadi, menjelaskan alasan pertama adalah penerimaan pajak yang tidak pernah mencapai target sejak dua tahun terakhir.

Di sisi lain, APBN selalu didesain dengan potensi pelebaran defisit anggaran.

Kedua, politik atau distribusi anggaran yang diambil tidak prioritas.

Apung bilang, ada Penyertaan Modal Negara (PMN) yang di-hold sebesar Rp 48 triliun pada tahun ini.

"Kenapa kemudian itu untuk PMN BUMN? Mending untuk menutup pos anggaran, sehingga kita tidak harus utang. Artinya, prioritas penganggaran Menkeu agak galau," kata Apung di kantor Seknas FITRA, Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Padahal, lanjutnya, pada 2015 lalu, perusahaan-perusahaan pelat merah telah mendapat suntikan Rp 73 triliun.

"Kegalauan ini kan menunjukkan perencanaan pendapatan dari Kemenkeu selalu meleset," ucap Apung.

Selain itu, Apung juga melihat, kinerja Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, kurang maksimal.

Boleh jadi, kata dia, pemerintah getol memperjuangkan tax amnesty karena alasan agar tidak perlu menambah utang lagi.

"Lalu, pertanyaannya, dulu reformasi subsidi BBM yang dialihkan ke infrastruktur, kenapa tidak digunakan untuk menutup defisit?," pungkas Apung.

Sebelumnya dikabarkan, pemerintah ternyata telah menyiapkan skenario tambahan utang untuk menambal pelebaran defisit anggaran negara tahun ini.

Tambahan utang itu menjadi skenario perubahan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah telah menyiapkan tambalan dana pelebaran defisit sebesar Rp 19 triliun dari sisa anggaran lebih (SAL) tahun lalu.

"Sisanya Rp 26 triliun sampai Rp 27 triliun diambil dari pasar," kata Suahasil, dalam acara peluncurun buku Laporan Perekonomian Indonesia 2015, di gedung Bank Indonesia, Kamis (28/4/2016).

Pemerintah berencana mengajukan RAPBNP 2016 pada Mei 2016.

Pemerintah masih berharap akan ada tambahan penerimaan dari kebijakan Pengampunan Pajak atau tax amnesty yang saat ini masih dibahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com