Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedaknya Sebabkan Kanker, Johnson & Johnson Harus Bayar Ganti Rugi Rp 721 Miliar

Kompas.com - 03/05/2016, 07:48 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Juri Amerika Serikat (AS) pada sidang pengadilan Senin (2/5/2016) waktu setempat memerintahkan produsen bedak talk Johnson & Johnson untuk membayar 55 juta dollar AS, atau Rp 721 miliar (kurs Rp 13.118 per dollar AS) kepada keluarga Gloria Ristesund, korban bedak talk, dalam sidang lanjutan di pengadilan negeri Missouri. 

Ristesund adalah mendiang perempuan yang menggunakan bedak talk Johnson & Johnson untuk kebersihan daerah kewanitaannya, yang ternyata menimbulkan kanker ovarium.

Keputusan juri tersebut merupakan yang kedua, dan kekalahan kedua perusahaan yang juga saat ini menghadapi 1.200 kasus tuntutan serupa. Sebab, pihak perusahaan tidak memberikan peringatan, jika terus menerus menggunakan bedaknya untuk daerah kewanitaan bisa mendorong timbulnya kanker.

Sidang dilakukan selama tiga minggu di pengadilan negeri Missouri dan memenangkan tuntutan atas nama Gloria Ristesund, korban bedak talk.

Jurubicara Johnson & Johnson, Carol Goodrich mengatakan putusan tersebut berkontradiksi dengan hasil riset selama 30 tahun yang menyatakan produk talk tersebut aman. Oleh sebab itu perusahaan akan terus mengajukan banding atas tuntutan tersebut.

Sebelumnya, Ristesund mengatakan dia menggunakan bedak talk Johnson & Johnson yang terkenal, yakni Baby Powder dan Shower to Shower, untuk membersihkan area genitalnya selama puluhan tahun.

Menurut pengacaranya, dia didiagnosa kanker ovarium dan harus menjalani aneka operasi dan pembedahan yang dilakukan.

Putusan tersebut mengikuti putusan juri sebelumnya yang memerintahkan untuk membayar 72 juta dollar pada pengadilan yang sama, di Februari, kepada keluarga mendiang Ristesund.

Tuntutan terhadap keamanan bedak talk Johnson & Johnson berpusat di pengadilan negeri Missouri dan New Jersey. Mereka menuntut perusahaan ini karena tidak memberikan peringatan ke penggunanya bahwa terus menerus menggunakan produk ini berisiko mengembangkan kanker ovarium.

Sementara pihak perusahaan mengatakan mereka sudah melakukan pemasaran dengan baik dan sesuai.

Kompas TV Berjuang Melawan Kanker Payudara


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com