Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Kantor di Bandung, Panasonic Optimistis Raih 20 Persen Pangsa Pasar

Kompas.com - 14/05/2016, 10:55 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com -PT Panasonic Gobel Indonesia, pemegang merek Panasonic di Indonesia, resmi membuka kantor cabang di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2016). Dengan demikian, perusahaan akan memperkuat penjualan di wilayah Jawa Barat.

"Pangsa pasar merek Panasonic di Bandung 10 persen. Dengan pembukaan cabang ini kami menargetkan pangsa pasar 20 persen, " ujar Branch Manager Panasonic Bandung, Thomas Effendi di Bandung, Sabtu (14/5/2016).

Secara posisi, sambung Thomas, saat ini Panasonic berada diurutan 5 di Bandung. Pada akhir 2016, pihaknya optimistis bisa menduduki peringkat kedua. Sedangkan kontribusi Bandung untuk nasional saat ini 15 persen.

Thomas optimis pihaknya akan mencapai target dengan dukungan produk berkualitas. Produk yang paling laris adalah AC, lemari es, mesin cuci, TV LED, dan pompa air. "Pompa air kami di Bandung nomor satu, " ucapnya.

Selain kualitas, inovasi produk, layanan after sales, penjualan di Bandung didukung kerja sama dengan hyper store. Di Jawa Barat ada 33 hyperstore yang bekerja sama. "Karakter penjualan di Bandung mirip dengan Jakarta. Banyak hyperstore," imbuhnya.

Thomas mengungkapkan, pembukaan cabang Bandung hanya bagian awal. Hingga akhir tahun akan dibuka pula kantor di Cirebon, Tasik, dan beberapa tempat di Jawa Barat. Pihaknya memang membidik wilayah tersebut.

Jawa Barat merupakan wilayah yang kaya dengan sentra-sentra industri kecil dan menengah yang berpotensi menopang industri besar. Berdasarkan data Pemprov Jawa Barat, sebesar 5,03 persen industri manufaktur nasional berada di daerah ini, yang menyumbang 43 persen dari PDB nasional.

Kota Bandung dan daerah sekitar Jabar memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan. Pada tahun lalu saja, ketika terjadi perlambatan, ekonomi di daerah ini mencapai pertumbuhan 50 persen, adapun laju perekonomian Jabar mempengaruhi 20 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

Kompas TV Pabrik Toshiba Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com