Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penutupan Kartu Kredit Berjemaah, Kebijakan Menkeu Dinilai Kontradiktif

Kompas.com - 19/05/2016, 16:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro tentang Rincian Jenis Data dan Informasi Perpajakan serta Tata Cara Penyampaian yang tertuang melalui PMK Nomor 39/PMK.03/2016 dinilai kontradiktif.

Sebabnya, tak berselang lama setelah beleid tersebut dirilis pada pekan ketiga Maret 2016, banyak nasabah bank berbondong-bondong menutup kartu kredit mereka, dan sebagian lainnya melakukan mutasi harga.

(Baca: Gara-gara Aturan Ini, Penutupan Kartu Kredit BCA Naik 3 Kali Lipat)

Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo, respons dari para pemegang kartu kredit atas PMK itu harus disikapi dengan baik oleh Menkeu.

"Ada kontradiksi ketika pemerintah ingin mendorong konsumsi, dan kartu kredit salah satu instrumen untuk men-drive pertumbuhan. Tapi, jadi susut karena regulasi ini," ucap Yustinus kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (19/5/2016).

Memang, lanjut Yustinus, soal kerahasiaan (secrecy), tidak ada yang salah dengan PMK itu bahwa data kartu kredit tidak bersifat rahasia sehingga bisa diminta, apalagi untuk kepentingan perpajakan.

"Tapi, secara sosio-psikologis ada problem privacy yang seharusnya dicermati," imbuh dia.

Sebagai informasi, salah satu bank yang terdampak signifikan adanya PMK 39/2016 yaitu PT Bank Central Asia (BCA).

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, sejak aturan tersebut diberlakukan, BCA mencatat, penutupan kartu kredit mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.

Selain itu, mutasi harga pun turun dari Rp 147 miliar per hari menjadi Rp 120 miliar per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berburu Kacamata di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya 1 dan 2

Berburu Kacamata di Pusat Perbelanjaan Senen Jaya 1 dan 2

Whats New
Tumpukan Kontainer di Pelabuhan, Sri Mulyani: 62,3 Persen Sudah Diselesaikan

Tumpukan Kontainer di Pelabuhan, Sri Mulyani: 62,3 Persen Sudah Diselesaikan

Whats New
Lazada Diduga Lakukan Tindakan Diskriminatif, KPPU Berikan Respons

Lazada Diduga Lakukan Tindakan Diskriminatif, KPPU Berikan Respons

Whats New
Pertamina Akan Tertibkan Penjualan Jual Elpiji 3 Kg di di Warung

Pertamina Akan Tertibkan Penjualan Jual Elpiji 3 Kg di di Warung

Whats New
3 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z untuk Ubah Kecemasan jadi Produktifitas

3 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z untuk Ubah Kecemasan jadi Produktifitas

Whats New
BPH Migas Siapkan 100.000 KL Kuota BBM Pertalite untuk Pertashop

BPH Migas Siapkan 100.000 KL Kuota BBM Pertalite untuk Pertashop

Whats New
Surplus APBN Naik Jadi Rp 75,7 Triliun

Surplus APBN Naik Jadi Rp 75,7 Triliun

Whats New
Jokowi Terbitkan Aturan Baru soal Potongan Gaji Karyawan untuk Iuran Tapera, Simak Poin Pentingnya

Jokowi Terbitkan Aturan Baru soal Potongan Gaji Karyawan untuk Iuran Tapera, Simak Poin Pentingnya

Whats New
Biar Enggak Terjebak Latte Factor, Hindari 4 Kebiasaan Ini agar Keuangan Tidak Jebol

Biar Enggak Terjebak Latte Factor, Hindari 4 Kebiasaan Ini agar Keuangan Tidak Jebol

BrandzView
Pengusaha Kabel Kecewa Pemerintah Permudah Izin Impor

Pengusaha Kabel Kecewa Pemerintah Permudah Izin Impor

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 4 Juni 2024, Simak Kualifikasinya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 4 Juni 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
BPH Migas: Konsumsi Pertalite Capai 10 Juta Kiloliter hingga April 2024

BPH Migas: Konsumsi Pertalite Capai 10 Juta Kiloliter hingga April 2024

Whats New
Mudah dan Cepat, Pengajuan KPR Online Bisa Jadi Solusi untuk Memiliki Rumah

Mudah dan Cepat, Pengajuan KPR Online Bisa Jadi Solusi untuk Memiliki Rumah

Spend Smart
IHSG Turun 45 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.072

IHSG Turun 45 Poin, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.072

Whats New
Allianz Life Cetak Pendapatan Premi Rp 16,2 Triliun Sepanjang 2023

Allianz Life Cetak Pendapatan Premi Rp 16,2 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com