Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Uji Produk Ban dapat Memacu Kinerja Industri Ban Nasional

Kompas.com - 20/05/2016, 09:40 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Fasilitas uji produk ban atau proving ground dapat memacu kinerja industri ban nasional. Fasilitas uji ini dapat meningkatkan kualitas produk, daya saing, penetrasi penjualan domestik dan ekspor, serta kepercayaan konsumen.

Hal itu ditegaskan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin saat meresmikan proving ground milik produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) di Karawang, Jawa Barat, kamis (19/5/2016).

"Fasilitas proving ground milik sendiri merupakan bagian dari R&D industri ban. Ini menunjukkan keseriusan perusahaan dan sebagai tanda bahwa produsen bervisi jangka panjang," ujar Saleh Husin dalam keterangan tertulisnya.

Presiden Direktur Gajah Tunggal Christopher Chan Siew Choong mengatakan, pihaknya membelanjakan investasi lebih dari 100 juta dollar AS atau setara Rp 1,34 triliun untuk membangun fasilitas uji ban pada Maret 2013. 

Pihak Gajah Tunggal sudah membenamkan beragam teknologi dan sensor canggih pada fasilitas pengetesan ban ini.

"Ini merupakan proving ground hi-tech pertama di Indonesia dan bahkan ASEAN. Di luar negeri, fasilitas serupa antara lain ada di Jepang dan Eropa," katanya.

Menperin mencermati, konsumen ban di Indonesia semakin sadar dan memperhatikan faktor keamanan berkendara. Dengan demikian, kualitas ban menjadi salah satu titik perhatian.

"Nah bagi saya yang juga konsumen ban, proving ground seperti ini menjadi unsur pembanding atau komparasi, mendongkrak kepercayaan konsumen yang sangat mempengaruhi keputusan membeli," ulasnya.

Saleh berharap, pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan menjadi salah satu prioritas bagi produsen ban dalam rangka meningkatkan daya saing industri ban nasional.

Industri ban merupakan salah satu sektor andalan manufaktur yang menyerap penggunaan bahan baku karet alam dalam negeri dalam jumlah besar.

Pada sisi proses produksi, industri ban dalam negeri menyerap sekitar 50 persen karet alam untuk diolah menjadi produk berkualitas dan bernilai tambah tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Di tengah kondisi oversupply karet alam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Indonesia sebagai salah satu negara utama penghasil karet alam perlu meningkatkan penyerapan karet alam.

Sementara itu, industri ban memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional.

Ban mobil penumpang memberikan kontribusi sekitar 70 persen hasil produksi diekspor ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia dengan nilai ekspor mencapai 1,6 miliar dollar AS pada 2015.

Kompas TV Perjuangan Seorang Ibu Penambal Ban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com