Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Duit, Arab Saudi Akan Terbitkan Obligasi Rp 202 Triliun

Kompas.com - 01/06/2016, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi berencana untuk masuk ke pasar obligasi dunia untuk pertama kalinya sejak negara tersebut membutuhkan uang dalam jumlah besar.

Ini adalah imbas menurunnya pendapatan Arab Saudi secara drastis akibat jatuhnya harga minyak.

Mantan pejabat Kementerian Keuangan Arab Saudi John Sfakianakis menjelaskan, penerbitan obligasi oleh negara Timur Tengah itu akan terwujud dalam beberapa bulan mendatang.

Kabarnya, Arab Saudi ingin memperoleh dana sebesar 15 miliar dollar AS dari penerbitan obligasi. Atau sekitar Rp 202,5 triliun dengan kurs Rp 13.500.

Ide untuk menerbitkan obligasi tak lain merupakan simbol pergeseran pendapatan bagi Arab Saudi. Bagaimana tidak, lima tahun lalu, sama sekali tidak terpikir negara kaya minyak seperti Arab Saudi meminjam dana.

Namun, anjloknya harga minyak telah mengubah surplus anggaran negara itu drastis menjadi defisit. Selama ini, Arab Saudi menggantungkan tiga perempat pendapatan negara dari minyak.

Akan tetapi, pada tahun 2015 lalu, negara itu mengalami defisit anggaran hingga hampir mencapai 100 miliar dollar AS sebagai imbas turunnya penerimaan negara sebesar 23 persen.

"Ada kebutuhan untuk menutup jurang fiskal. Lebih baik dana datang dari sumber lain ketimbang mencadangkan aset," jelas Sfakianakis.

Lebih lanjut, Sfakianakis yakin Arab Saudi akan dengan mudah menghimpun dana 15 miliar dollar AS dari penerbitan obligasi. Ia belajar dari Qatar yang berhasil menghimpun 9 miliar dollar AS dari penerbitan obligasi pada awal bulan Mei 2016.

Bukan kabar baru Arab Saudi tengah berjuang melawan tekanan finansial. Akhir tahun lalu, negara kerajaan itu mengumumkan rencana pemangkasan belanja negara sebesar 14 persen pada tahun 2016, termasuk memangkas anggaran pertahanan dan kemudahan-kemudahan seperto subsidi.

Arab Saudi juga untuk pertama kalinya berutang sebesar 10 miliar dollar AS dari kelompok bank internasional. Ini adalah utang pertama Arab Saudi dalam 25 tahun terakhir.

Negara itu juga tak sungkan menjual sebagian kepemilikan pada perusahaan minyak Saudi Aramco yang merupakan jawara minyak Aran Saudi dan dunia. Aramco, yang merupakan BUMN Arab Saudi, memproduksi 12 persen dari total produksi minyak dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com