Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FinTech Diakui Sebabkan Disrupsi dalam Sektor Keuangan Global

Kompas.com - 01/06/2016, 14:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Financial Technology alias FinTech kini semakin berkembang di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Namun, teknologi di bidang keuangan ini kerap dianggap sebagai disrupsi bagi institusi, layanan, dan produk keuangan konvensional. Benarkah demikian?

Pricewaterhouse Coopers (PwC) dalam laporannya bertajuk Global FinTech Report mendeskripsikan FinTech sebagai segmen dinamis dalam interseksi layanan dan teknologi keuangan di mana startup yang terfokus pada teknologi berinovasi pada produk dan layanan yang sudah ada di dalam industri jasa keuangan tradisional.

Saat ini, kata PwC, FinTech tengah mencapai momentum secara global dan menyebabkan disrupsi pada rantai nilai tradisional.

"Faktanya, pembiayaan kepada start-up FinTech meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2015 hingga mencapai 12,2 miliar dollar AS, dibandingkan 5,6 miliar dollar AS pada tahun 2014," tulis PwC dalam laporannya yang diterima Kompas.com, Rabu (1/6/2016).

Lebih lanjut, PwC menyebut disrupsi FinTech secara mendalam menyerang sektor perbankan konsumer atau consumer banking dan sistem pembayaran.

Dalam surveinya, PwC menyimpulkan mayoritas responden memandang sektor consumer banking dan transfer dana serta pembayaran adalah sektor-sektor yang paling terdisrupsi FinTech dalam kurun 5 tahun mendatang.

Secara persentase, ada 80 persen kemungkinan sektor consumer banking akan terdisrupsi FinTech.

Selain itu, ada 60 persen kemungkinan sektor transfer dana dan pembayaran juga bakal terdisrupsi FinTech dalam waktu lima tahun dari sekarang.

Sektor lainnya adalah investasi dan wealth management (hampir 40 persen probabilitas), perbankan usaha kecil menengah atau UKM (sekitar 35 persen probabilitas), serta layanan broker (30 persen probabilitas) yang kemungkinan besar bakal terdisrupsi FinTech.

PwC menjelaskan, dalam pembiayaan komersial dan konsumer, misalnya, menggeliatnya platform online memungkinkan nasabah dan korporasi saling meminjam satu sama lain.

Inovasi dalam pembiayaan juga hadir dalam bentuk model kredit alternatif, penggunaan sumber data non tradisional, analisis data yang kuat terkait risiko, dan biaya operasional yang lebih rendah.

"Dalam beberapa tahun terakhir, industri pembayaran juga mengalami tingkat disrupsi yang tinggi dengan hadirnya proses pembayaran yang didukung teknologi, aplikas digital baru yang memfasilitasi kemudahan pembayaran, jaringan proses alternatif, dan peningkatan penggunaan perangkat elektronik untuk mentransfer uang antar akun," papar PwC.

Kompas TV Ekonomi Syariah Kian Redup 2016, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com