Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Len Industri Rambah Malaysia dan Bangladesh Garap Proyek Persinyalan Kereta

Kompas.com - 08/06/2016, 11:19 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - PT Len Industri (Persero) memperluas cakupan bisnisnya ke Malaysia dan Bangladesh.

Dengan strategi membentuk konsorsium bersama perusahaan lokal, BUMN ini berhasil bekerja sama dengan kedua negara tersebut.

“Prospek bisnis prioritas utama perusahaan juga datang dari negeri jiran yang akan segera melakukan rehabilitasi persinyalan dan Bangladesh yang sedang bersiap-siap mengembangkan trasportasi perkeretaapian di negara mereka,” ujar Direktur Utama PT Len Industri, Abraham Mose di Bandung, Rabu (8/6/2016).

Abraham mengungkapkan, Len menandatangani MoU dengan salah satu perusahaan lokal pemenang tender pekerjaan di Bangladesh Railway yakni regulator dan pemilik sarana prasarana perkeretaapian Bangladesh.

Isi kerja samanya yakni untuk memodifikasi empat staisun yang memiliki interlocking VPI dari Kota Ishurdi sampai Joydipur.

“Teknologi yang akan digunakan sudah lama diproduksi Len. Makanya cocok sekali,” tuturnya.

Produk standar persinyalan merek Len seperti Control Console (VDU/LCP), lampu sinyal LED, main distribution panel, dan lainnya telah siap di eskpor ke negara Asia  Selatan tersebut.

Untuk di Malaysia, Len akan bekerjasama dengan perusahaan EMRail yang sudah mendapatkan kontrak pekerjaan dari KTMB, salah satu perusahaan kontraktor.

Yang akan dikerjakan yakni persinyalan Jalur Gua Musang-Tumpat sepanjang 290 km yang melewati 30 stasiun.

Sistem eksisting yang ada masih rusak karena banjir sehingga akan direhabilitasi dengan sistem single track yang secara teknologi lebih sederhana dari sistem double track yang pernah dikerjakan perusahaan.

Dengan berbagai prospek bisnis, Abraham berharap kinerja Len semakin membaik.

Pada 2015, Len Indonesia membukukan pendapatan sebesar Rp 2,17 triliun, tumbuh dari tahun sebelumnya Rp 2,1 triliun.

Untuk 2016, pihaknya menargetkan pendapatan Rp2,39 triliun. “Lini bisnis perkeretaapian masih mendominasi, disusul dengan lini bisnis elektronika pertahanan yang semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com