MEDAN, KOMPAS.com - Harga kebutuhan pokok jelang dan selama Ramadhan ini terus beranjak naik. Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara menemukan perubahan harga yang sangat memberatkan kaum buruh.
FSPMI melakukan inspeksi ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Berdasarkan survei mereka, sejumlah kenaikan harga komoditas yang memberatkan buruh yakni kenaikan harga gula putih.
Harga gula putih yang awalnya Rp 12.000, saat ini sudah Rp 16.000 per kilogram. Lalu , harga daging ayam naik rata - rata Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.
Harga daging sapi pada sehari menjelang Ramadhan bekisar Rp 130.000 sampai Rp 145.000 perkilogram. Sedangkan harga telur yang sebelumnya per butir Rp 1.200 kini menjadi Rp 1.500 per butir.
Menurut survei FSMPI, telur yang selama ini menjadi menu andalan kaum buruh karena harganya yang masih terjangkau, sekarang mulai dikurangi konsumsinya.
"Harganya makin mahal. Pemerintah jangan hanya omong besar dan terus memberi harapan atau janji-janji mau menurunkan harga," kata Ketua FSPMI Sumut, Willy Agus Utomo, Jumat (10/6/2016).
Dia mencontohkan harga daging sapi yang katanya Rp 80.000 per kilogram, tenyata banyak orang tak mampu membelinya saat memasuki puasa pertama. Begitu juga yang katanya harga bahan-bahan pokok sudah turun 5,5 persen.
Kenyataannya, masyarakat sampai saat ini masih menjerit. Apalagi upah buruh tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Kenaikan harga-harga ini mengakibatkan daya beli buruh turun hingga 20 persen.
Padahal waktu harga-harga naik, upah buruh tidak ikut naik. FSMPI mengatakan, buruh di Sumut khususnya Kota Medan, menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bilang akan menjungkirbalikkan harga kebutuhan pokok pada Ramadhan tahun ini.
"Pernyataan itu berbanding terbalik dengan kenyataan, justru masyarakat yang di dominasi buruh yang jungkir balik memenuhi kebutuhan hidupnya," ujarnya.
Maka kaum buruh di Sumut dan Kota Medan mendesak pemerintah agar segera melakukan Operasi Pasar (OP) dan berani memberantas mafia pangan supaya bisa menekan harga-harga kebutuhan pokok menjadi normal kembali.
"Kami juga meminta pemerintah menaikan upah buruh 2017 nanti sebesar Rp 650.000. Supaya tak menjerit buruh-buruh ini," tegas Willy.