Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: "Tax Amnesty" Dorong Rupiah Jadi Rp 13.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 13/06/2016, 12:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar rupiah bisa menguat mendekati Rp 13.000 per dollar AS tahun ini. Kurs rupiah sebesar ini lebih tinggi dibanding perkiraan rata-rata BI sebelumnya, yakni sebesar Rp 13.500-Rp 13.800 per dollar AS.

Penguatan rupiah ini bisa terjadi karena mempertimbangkan kebijakan pengampunan pajak atau Tax Amnesty. Sebelumnya, BI belum memasukkan faktor tersebut sebagai pertimbangan.

Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, perkiraan kurs Rp 13.500-Rp 13.800 per dollar AS mempertimbangkan keadaan ekonomi global, terutama ekonomi AS.

Itu juga didasarkan kondisi domestik karena kuartal kedua merupakan periode korporasi membayar dividen, termasuk ke investor asing sehingga kebutuhan valuta asing, terutama dollar tinggi.

"Perkiraan nilai tukar Rp 13.500 belum memperhitungkan adanya faktor Tax Amnesty dan dana masuk karena program Tax Amnesty," kata Agus, akhir pekan lalu.

Dana yang masuk melalui kebijakan tersebut diyakini akan berdampak terhadap penguatan nilai tukar rupiah.

Selain itu, Agus menilai kondisi ekonomi Indonesia lebih baik seiring inflasi yang terkendali dan perbaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

Oleh karena itu, perkiraan nilai tukar rupiah tahun ini akan lebih baik dibandingkan proyeksi sebelumnya, yaitu sebesar Rp 13.900 per dollar AS.

Menurut perhitungan Ekonom Maybank Juniman, dengan adanya Tax Amnesty, rata-rata nilai tukar rupiah hingga akhir tahun bisa di level Rp 13.000-Rp 13.300 per dollar AS. Jika kebijakan itu sukses, posisi cadangan devisa hingga akhir tahun meningkat menjadi 110 miliar dollar AS. Posisi cadangan devisa akhir bulan lalu 103,6 miliar dollar AS.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan, dana yang masuk melalui Tax Amnesty bisa digunakan untuk mengelola nilai tukar rupiah hingga di bawah Rp 13.000. Menurut David, penguatan rupiah yang terlampau tinggi bisa berdampak terhadap perdagangan internasional.

"Catatan saja, level rupiah di bawah Rp 13.000 per dollar AS sudah overshooting, jauh lebih kuat dari fundamental," katanya.

Jika rupiah terlalu kuat, akan kontraproduktif dengan upaya mendorong ekspor. Apalagi pada saat yang sama, banyak negara pesaing justru ingin mata uangnya lemah terhadap dollar AS. (Adinda Ade Mustami, Virdika Rizky Utama)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com