Hasil Referendum, Rakyat Inggris Putuskan Keluar dari Uni Eropa

JAKARTA, KOMPAS.com - Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa (UE) setelah 43 tahun dalam referendum bersejarah.

Rakyat Inggris yang memilih 'keluar' ada 52 persen dengan perolehan suara sebanyak 17.410.742 orang, sedangkan yang memilih 'bergabung' ada 48 persen dengan perolehan suara sebanyak 16.141.241 orang.

BBC pada Jumat (24/6/2016) melaporkan jumlah pemilih dalam referendum Inggris mencapai 71,8 persen, atau lebih dari 30 juta orang, merupakan tingkat partisipasi tertinggi pada pemilu Inggris sejak 1992.

Pemimpin UKIP Nigel Farage menyebutnya sebagai 'Hari Kemerdekaan', namun pemilih 'bergabung' menyebutnya sebagai bencana. Pound jatuh ke tingkat terendah terhadap dollar AS sejak 1985, sebagai reaksi pasar terhadap hasil referendum.

Farage yang telah berkampanye selama 20 tahun terakhir untuk Inggris meninggalkan UE, mengatakan kepada para pendukungnya, "Hasil referendum ini akan menjadi kemenangan bagi orang biasa, bagi orang-orang yang layak".

Sementara itu, konselor kabinet bayangan John McDonnell mengatakan, Bank of England mungkin harus campur tangan untuk menopang pound yang kehilangan tiga persen di saat-saat hasil pertama referendum tersiar di Sunderland, dan turun sebanyak 6,5 persen terhadap Euro.

Mantan Menteri Tenagakerja Eropa Keith Vaz mengatakan kepada BCC, orang-orang Inggris telah cenderung didorong emosi dan menolak saran dari pada ahli yang telah memperingatkan tentang dampak ekonomi 'cerai' dari UE.

Dia mengatakan UE harus memanggil pertemuan darurat untuk menangani hasil referendum, yang ia sebut sebagai "bencana bagi negara kita, untuk sisa Eropa dan untuk sisa dunia".