Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Program 35.000 MW Itu Kebutuhan, Bukan Keinginan

Kompas.com - 10/08/2016, 06:30 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa proyek 35.000 megawatt yang dikampanyekan selama ini bukan sebatas pada aspek keinginan memenuhi Nawacita, melainkan telah menjadi suatu kebutuhan di negeri ini.

Pernyataan itu disampaikan di sela sosialisasi Tax Amnesti di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/8/2016) malam. Presiden menegaskan, dengan adanya proyek itu maka Indonesia bisa mulai bersaing dengan negara lain.

“Ini kebutuhan, bukan keinginan. Kalau mau berkompetisi tapi tidak siap, jangan harap mau bersaing. Kalau tidak segera kita ditinggal negara lain. Vietnam sudah meninggalkan kita. Kita tidak mau ditinggal, enggak. Kita harus kejar,” ujar Presiden.

Sepanjang Indonesia merdeka hingga berulang tahun ke 71, listrik yang baru terealisir baru 53 ribu Megawatt. Namun dalam 5 tahun masa pemerintahan ini, Jokowi minta agar realisasi proyek listrik 35 ribu megawatt, sehingga bisa menepis anggapan orang yang tidak percaya pada kinerja pemerintah.

“Bagi saya, target ya target. Kalau biasanya 1 shift, 2 shift ini saya tidak setuju, langsung 3 sift. Kita harus kejar, caranya kerja jangan 1 shift, tapi 3 shift,” tambah mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Pemerintah pun mengajak kalangan swasta untuk bisa bergabung menanamkan investasinya di sektor yang disediakan.

Presiden minta agar kesempatan yang diberikan agar tidak disia-siakan, sehingga bisa bersama-sama mendorong pertumbuhan perekonomian.

Jokowi juga mengajak agar dana Tax Amnesty bisa disalurkan untuk pembiayaan proyek-proyek besar yang sedang digarap pemerintah. Beberapa proyek langsung ditawarkan para pengusaha wajib pajak agar bersedia disalurkan di bidang infrastruktur.

Swasta pun dipersilahkan untuk mengambil beberapa jalur yang dinilai menguntungkan. Beberapa proyek kereta api di luar Jawa jika dihitung menguntungkan, pihak swasta untuk segera mengambil kesempatan itu.

“Uang itu digunakan untuk apa. Kita fokus pada infrastruktur, bisa pelabuhan: Tanjung Priok, Sorong ini baru dimulai, atau yang kecil-kecil. Bisa ke Jalan tol, ada yang besar dan kecil. Kalau dihitung masuk silahkan, atau yang di Sulawesi. Jalur kereta api kalau dihitung masuk, silahkan diambil,” kata Presiden lagi.

Dengan ikutnya swasta, Presiden berharap nantinya APBN akan dikonsentrasikan untuk pembangunan kawasan pinggiran, hingga pembangunan di Indonesia bagian Timur. 

Kompas TV Siswa SMA Ubah Kotoran Hewan Jadi Baterai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com