JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2016.
Bank sentral memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 berada pada 4,9 hingga 5,3 persen. Sebelumnya, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi 5-5,4 persen.
"Penghematan pemerintah berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Dengan perkembangan tersebut, keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2016 berada pada angka 4,9 sampai 5,3 persen secara year on year, sedikit lebih rendah dari kisaran sebelumnya 5 sampai 5,4 persen," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Agus menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pada kuartal II 2016, meskipun belum merata secara parsial ataupun sektoral.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II mencapai 5,18 persen secara year on year, lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2016 yang mencapai 4,91 persen.
"Naiknya kinerja ekonomi kuartal II didorong naiknya permintaan konsumsi, baik konsumsi swasta juga pemerintah. Stimulus fiskal dan moneter yang longgar mendorong daya konsumsi pemerintah dan swasta," ujar Agus.
Secara parsial, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 didorong oleh wilayah Jawa dan Sumatera, sementara Kalimantan dan Kawasan Indonesia Timur masih melemah.
Dari sisi sektoral, perbaikan pertumbuhan ekonomi didorong jasa keuangan dan pertanian.
"Ke depan, BI perkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga dengan baik, didukung pelonggaran moneter dan makroprudensial serta percepatan imlementasi paket kebijakan," ungkap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.