Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Satu Lagi Negara yang Resesi karena Minyak

Kompas.com - 01/09/2016, 11:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Nigeria masuk ke jurang resesi, diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 2,06 persen pada kuartal II 2016. Kini, Nigeria telah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, indikasi terjadinya resesi.

Menurut Biro Statistik Nigeria (NBS), industri minyak yang amat vital bagi negara itu terpukul akibat jatuhnya harga minyak. Akan tetapi, pemerintah menyatakan masih ada pertumbuhan yang kuat di sektor-sektor lain.

Mengutip BBC, Kamis (1/9/2016), penjualan minyak mentah menyumbang 70 persen pendapatan pemerintah Nigeria. Sementara itu, harga minyak sudah anjlok dari 112 dollar AS per barrel pada 2014 menjadi di bawah 50 dollar AS per barrel saat ini.

Di luar industri minyak, data menunjukkan pula bahwa melemahnya mata uang Nigeria, naira, telah memukul ekonomi.

Kurs naira diperbolehkan mengambang (floating) pada Juni 2016 lalu guna menggenjot ekonomi, namun kritik berkembang menyatakan bahwa harusnya hal ini dilakukan sejak dulu.

Pemerintah Nigeria menyatakan bahwa telah memperoleh kabar baik. Menurut pemerintah, ada pertumbuhan yang cukup menggembirakan di sektor pertanian dan mineral.

"Ada pertumbuhan di sektor pertanian dan mineral solid. Area ini ditempatkan sebagai prioritas bagi pemerintah federal," ujar penasihat ekonomi kepresidenan Adeyemi Dipeolu.

Nigeria bersama-sama dengan Afrika Selatan adalah ekonomi terbesar Benua Hitam tersebut. Kini pun Nigeria tengah berjuang mengatasi inflasi yang pada Juli 2016 lalu mencapai 17,1 persen.

"Banyak masalah yang dialami Nigeria saat ini sebenarnya bisa dihindari. Negara ini terlalu bergantung pada minyak lantaran para pemimpinnya tidak mendiversifikasi ekonomi," ungkap Kevin Daly dari Aberdeen Asset Management.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com