JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) untuk mendistribusikan elpiji 5,5 kilogram (kg) lebih luas, seiring dengan rencana penerapan distribusi tertutup elpiji 3 kg.
Direktur Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN Wiratmadja Puja mengakui tantangan penerapan distribusi tertutup elpiji 3 kg lumayan berat.
Penyediaan infrastruktur tabung gas dan kartu pembayaran menjadi satu pertimbangan utama.
"Pada saat ini yang boleh membeli elpiji 3 kg ini hanya 15,5 juta rumah tangga nantinya, tentu yang sudah kami bagi paket perdana, sebanyak 54 juta rumah tangga yang lain ini, mereka harus beli apa? Makanya kami harapkan tabung 5,5 kg itu sudah harus tersebar di mana-mana," ucap Wiratmadja di kantornya, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Dia menjelaskan, pada saat distribusi tertutup elpiji 3 kg diterapkan di seluruh wilayah Indonesia, maka hanya 15,5 juta rumah tangga yang berhak membeli 3 kg. Selain itu, ada 2,29 juta usaha mikro yang juga berhak mengonsumsi elpiji tabung melon ini.
Di samping tantangan infrastruktur tabung gas, Wiratmadja menyebutkan infrastruktur kartu untuk pembelian elpiji 3 kg juga harus disiapkan.
Pemerintah saat ini menggandeng salah satu bank pelat merah untuk membangun dan mengoperasikan sistem pembayaran non-tunai distribusi tertutup ini.
"Tantangan terakhir tentu sosialisasi, sehingga memang dibutuhkan proyek percontohan di Tarakan, Kalimantan Utara. Kalau ini berhasil baik, distribusi tertutup elpiji 3 kg bisa diterapkan di seluruh wilayah," ujar Wiratmadja.